"Ibu kan sudah bilang dulu, kalau jurusan bahasa itu masa depannya bagus, cerah," kata Bu Epon guru bahasa Indonesia yang saya temui dalam acara reuni akbar dan tausiyah beberapa waktu lalu. Sayangnya saya tidak menyimak dengan baik ucapan Bu Epon 21 tahun silam ketika penjurusan di kelas 3 SMA dulu.
Mau cerita nih, dulu saya sudah milih jurusan Bahasa untuk penjurusan di kelas 3, eh dasar galau dan labil. Saya berubah pikiran dan memutuskan untuk pindah jurusan ke IPS. Mama saya dibuat kesal dan pusing dengan keplinplanan saya itu, pun Bu Ema, wali kelas kala itu terlihat gemes dengan rajukan saya agar diizinkan pindah haluan. Ada kalanya kita pernah menjelma jadi sosok menyebalkan bagi orang lain, ya? :D
sumber foto: https://web.facebook.com/bnbandung? |
Belakangan, saya menyadari kalau teman-teman atau orang yang saya kenal, punya skill bahasa yang mumpuni, karirnya cederung lebih sukses. Bukan itu saja, akses untuk mendapatkan informasi, berjejaring memperluas lingkar pertemanan lintas negara dan benua pun seperti satu jentikan jari. Voila, dan jalan di depan mata seakan terbentang luas.
Saya terpesona saat membaca kisah perjalanan Agustinus Wibowo - dalam bukunya Titik Nol - yang mudah sekali beradaptasi dengan berbagai etnis dan suka bangsa di India, Cina, Afghanistan dan negeri-negeri lainnya yang dikunjungi, atau Andrea Hirata ketika nekat jalan-jalan ke Eropa walau diwarnai kisah tragis namun menggelikan dan masih banyak lagi mereka yang punya bekal kemampuan berbahasa selain bahasa ibu punya cerita menakjubkan.
Saya terpesona saat membaca kisah perjalanan Agustinus Wibowo - dalam bukunya Titik Nol - yang mudah sekali beradaptasi dengan berbagai etnis dan suka bangsa di India, Cina, Afghanistan dan negeri-negeri lainnya yang dikunjungi, atau Andrea Hirata ketika nekat jalan-jalan ke Eropa walau diwarnai kisah tragis namun menggelikan dan masih banyak lagi mereka yang punya bekal kemampuan berbahasa selain bahasa ibu punya cerita menakjubkan.
Terlambat sih belum kalau seumuran saya mau ngulik lagi, masalahnya ada di komitmen. Itu saja :). Untuk saat ini saya masih keteteran untuk mengatur waktu. Mudah-mudahan ke depannya saya bisa mengatur waktu lebih baik untuk mengasah kemampuan bahasa asing saya. Maunya sih bukan hanya bahasa Inggris sebagai bahasa wajib untuk bergaul di global village alias kampung global tapi juga bahasa asing lainnya, Jerman dan Perancis. Sementara ini keinginan saya itu masih tertahan, semoga bukan cuma jadi wacana saja.
Waktu diajak untuk hadir ke acara Gathering Business Networking Bandung (BNB) yang digelar oleh Altissia pada 10 Agustus 2017 lalu saya tidak menyia-nyiakannya. Altissia sendiri adalah sebuah platform pembelajaran bahasa yang berbasis di University Campus Louvain-la-Neuve, Belgia. Altissia sudah mengembangkan pasarnya di negara-negara Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Amerika Selatan dan tentu saja Indonesia yang menyasar peserta untuk segmen bisnis, seperti kalangan profesional, pengusaha/perusahaan dan akademisi. Di sini mereka difasilitasi untuk mempelajari 6 bahasa internasional. Keenam bahasa yang bisa dipelajari adalah Inggris, Spanyol, Perancis, Jerman, Belanda dan Italia.
Agar tidak mudah menguap, sebenarnya belajar bahasa itu lebih efektif kalau diaplikasikan langsung lewat ineraksi langsung. Apalagi dengan diberlakukannya MEA dan pasar global terbuka, mau tidak mau jurus kepepet akan membuat kita menggunakan bahasa asing yang sudah dipelajari lebih intens. Adanya channel untuk itu salah satunya adalah dengan mengikuti Business Networking Bandung itu tadi.
Pada malam itu juga, Patrick Loge selaku Managing Director Altissia menyampaikan sambutannya. Bandung dipilih sebagai tempat penyelenggaraan event ini karena merupakaan kota besar di Indonesia yang sedang berkembang dengan pesat dan menciptakan peluang-peluang diyakini juga akan menciptakan hal-hal luar biasa pada masa mendatang. Untuk edisi berikutnya masih akan ada ide kreatif lainnya yang akan dipromosikan oleh Altissia bersama Business Networking Bandung. Hmmm...saya penasaran dibuatnya. Kira-kira kejutan apa lagi, yang akan dihadirkan?
sumber foto: http://www.voxteneo.com |
Sebagai informasi, sebelumnya acara BnB sudah digelar juga pada bulan Maret 2017 lalu. Bekerja sama dengan Vox Teneo Asia, Altissia mengundang perusahaan dan pengusaha juga unsur pemerintah dari berbagai sektor untuk mendiskusikan ide bisnis dan menjalin koneksi.
Mengapa perlu dadakan acara BnB? Karena:
- Untuk Memperkenalkan Vox Teneo Asia dan Altissia kepada masyarakat Indonesia, terutama kepada warga Bandung
- Melibatkan calon konsumen yang potensial
- Memperkuat kerjasama dengan dengan pelanggan lama
Dengan adanya acara BnB ini membantu perusahaan untuk mengeksplorasi kebutuhan pelanggan dan untuk menciptakan peluang di masa depan disamping mendekatkan antara pengusaha dan perusahaan satu sama lain.
Kalau tidak mau kehilangan kesempatan berikutnya, teman-teman bisa like fanpagenya di facebook: https://web.facebook.com/bnbandung
atau di Linkedin https://www.linkedin.com/groups/6992771/profile
dan jangan lupa juga untuk like fanpage Altissia:
Ngebantu ciptain peluang untuk para pebisnis yaa, keren acaranya banyak bule nya
ReplyDeleteWah menarik ini buat bisnis ulu :D
ReplyDeleteacaranya kereeen
ReplyDelete