Menunggu itu .... emmm memang perlu kesabaran. Sejam? Dua jam? Gimana kalau nunggunya 4-5 tahun?
Eh ini tentang apaan sih?
Hehehe.... selow. Bukan tentang sang kekasih hati, kok *uhuk* Ya meski memang yang saya tunggu ini memang membuat saya cinta. Tapi ga sembaran cinta juga. Plis deh, jangan mikir kemana-mana, di sini aja *makin ngawur*
Saya mau cerita launching buku Muhammad 3, Sang Pewaris Hujan. Nah, mudeng, kan? Hayooo, siapa lagi yang lagi nungguin sequelnya? Kan nunggunya 5 tahunan ini. Ada yang nungguin lanjutan novel bergenre sejarah ini dari masa bocah SD sampai mau lulus SMA, lho. What a time!
biar tebel gini cepet lho dibacanya |
To be honest, kalau ditanya tentang sejarah itu saya paling males banget lah. Paling sebel kalau ditanya kronologi, detil perjanjian ini dan itu, apa, siapa, di mana dan apalah yang bikin males belajar sejarah kalau ditanya soal kayak gitu, ya? Lah ulang tahun teman sekelas aja ga inget. Ultah saudara juga belum tentu hafal semua. Ya,kan? Padahal belajar sejarah kalau cuma soal angka-angka cuma bikin bosen.
Saya ngaku aja, emang sangat kudet, telat sekali tertarik ngulik sejarah sang Nabi. Bukan apa-apa sih, soalnya referensi yang ada kok ngejelimet, gitu. Bahasa pengantarnya sih Indonesia, tapi ngunyahnya lama. Ah, ayolah jangan antipati dulu. Padahal kita (((kita)))) nya aja belum tau di mana emmm hot button, semacam chemistrynya gitu deh istilah yang saya pinjem dari teman.
Sebenarnya nih, meski dibungkus dengan kemasan fiksi semacam film atau novel bisa jadi jalan masuk buat kita mencintai sejarah. Tetep lah ya kalau mau referensi sejarah yang ilmiah mah dari text book, buku umum, bukan novel.
Ah tapi saya ga akan bahas yang berat-berat ah. Mau yang asik aja. Jadi mari kita lanjutkan soal penantian 5 tahun ini.
Buku ke-1 dan ke-2 rilis dalam waktu berdekatan. Tapi Muhammad 3 ini, yang bertajuk Sang Pewaris Hujan, ini lamaaaa banget. Yang temanan atau following akunnya Tasaro GK di FB pasti nyimak deh, dan tetep aja pada kepoin Kang atau Mas Tas (gitu biasanya pada nyapa), "Muhammad 3 kapan?"
Makanya begitu ada woro-woro pre-order Muhammad 3 plus bonus tandatangan penulisnya saya langsung iyes aja. Mas Anang? Ah lagi-lagi ga usah nanya, dia mah sok wae (lagian saya siapanya dia, ya?)
Bonusnya ,selain tandatangan penulis, saya dan para pemesan buku ini juga tergabung di grup WA Keluarga Tasaro. Seperti biasa lah yang namanya grupWA selalu ramai. Miss dikit aja, bakal dibuat surprise karena udah ada ratusan wafer eh chat yang belum dibaca. Seru, meski kadang random, ada aja hal-hal baru yang didapatkan.
moderatornya seru, bikin diskusi jadi asik |
Nah, dari obrolan di grup WA itu juga, saya, dan Lena yang tinggal di Bandung dan Eni - yang tingga di Subang - akhirnya kopdaran di event pesta Buku kemarin. Bukan cuma kami bertiga aja, tapi juga ketemu dengan Tasaro dan foto bareng. Hoax? Boong? Nih fotonya hehehe
foto bareng Tasaro, abaikan backgroundnya :) |
Nih saya mau cerita dikit dari diskusi bukunya Tasaro kemarin, ya. Semoga ga ngantuk bacanya.
Buku Muhammad 3 yag terdiri dari 500.000 kata ini, sejak seri pertamanya bikin saya jatuh cinta sama kisah Kashva dan Astu. Mereka saling cinta tapi tidak bisa bersama. Astu menikah dengan Parkhida, dan Kashva sibuk sendiri dengan pencariannya mencari sang Nabi.
Kashva memang dikisahkan sebagai seseorang yang mencari kebenaran, mencari tahu siapa sih Rasulullah yang dijanjikan dalam kitab-kitab suci. FYI, di buku 1 atau 2, jangan harap Kashva akan diceritakan bertemu Rasulullah lho, ya. Kisah Kashva juga bukan sekadar tempelan, di novel ini. Tetap saja membaca perjalana kisahnya, cerita Rasulullah saw dan sahabatnya dari bab ke bab bisa bikin asik membacanya, kalau tidak terdistraksi urusan lain :)
Dari diskusi buku kemarin juga saya baru ngeh kenapa sih tokoh Kashva mesti diambil dari Persia? Ya kalau India atau Italia misalnya, jelas ga akan nyambung, lah. Saat Islam mengalami puncak keemasannya itu, justru Romawi dan Persia,imperium besar dunia pada masaitu lagi mengalami masa-masa surutnya. Bahkan ketika penaklukan di masa khalifah Umar bin Khaththab, Suriah, dibanding kekuasaan Romawi. Mereka memilih takluk tanpa perlawanan senjata dan merasa lebih baik berada di bawah pemerintahan khallifah Umar Begitu juga dengan Palestina, meski sempat terjadi kekhawatiran tapi kedatangan Umar malah menepiskan semua itu. Berbeda agama tetap dijamin Umar tidak akan diganggu.
Ah udah ah, nanti malah jadi spoil. ya. By the way, sejak buku pertama sampai buku keempat yang akan segera rilis nanti, semua judul bukunya memang selalu ada benang merah dengan kata hujan. Kata hujan ini ini sendiri merujuk dari kesimpulan dialog Astu dan kashva tentang Nabi yang dijanjikan. Wahyu dianalogikan sebagai hujan. Makanya buku pertama yang berjudul Lelaki Penggenggam Hujan lebih banyak bercerita tentang nabi Muhammad saw, lalu buku kedua, Para Pengeja Hujan bercerita para sahabat yang berusaha menafsirkan wahyu setelah Rasulullah saw meninggal. Buku ketiga yang masih anget dibaca ini: Sang Pewaris Hujan, maksudnya menceritakan kenang-kenangan para sahabat yang mengenang apa yang sudah diwariskan oleh nabi saw, dan buku terakhir, adalah Penggema Hujan, menceritakan kita, generasi sekarang yang menggemakan kembali ajaran Rasulullah.
Ah ga sabar nih nunggu buku keempatnya.
eh, masih akan ada lagi buku ke empatnya?
ReplyDeletebuku ketiga ini masuk daftar prioritas untuk dibeli
Buku 1 dan 2 sudah lupa kisahnya. Harus di refresh lagi sekilas nih sebelum baca buku ketiganya.
Iya, buku keempat jadi seri terkahir ya, Mak. Aku juga lupa-lupa inget kisah di buku ke-1 sama ke-2nya hehehe. Tapi yang ke-3 ini sedikit lebih tipis dari buku kedua.
DeleteDuh banyak yg bilang buku ini bagus ya. Jadi pengen beli tetraloginya :D
ReplyDeleteAyo Mak. Kudu baca. Keren dan inspiring :)
Delete