Sosis!
Duh hari gini siapa sih yang ga kenal makanan yang satu ini? Bisanya kita menjumpai sosis pada jenis makanan pizza, hotdog, sayur sop dan makanan lainnya. Meski identik dengan makanan cepat saji, sebenarnya umur sosis udah lama banget, bahkan dibanding Tutankhamun, Firaun yang fenomenal itu.
Oke, sebelum omonngan saya semakin OOT, sebaiknya saya kembali ke topik, bahas lagi soal sosis, ya. Kalau dirunut ke belakang, sosis sudah ada sekitar 3.500 tahun yang lalu, dibuat oleh bangsa Sumeria (sekarang Irak). Meski sekarang kita mengenal jenis sosis dari asalnya (Frankfurter dari Jerman, atau Bologna dari Italia, jaman dulu ga ada sosis yang dikasih nama Sumeria atau Babilonia (generasi selanjutnya setelah bangsa Sumeria yang tinggal di kawasan yang sama).
Maafkeun kalau gambar ini bikin lapar |
Ga heran juga kalau bangsa yang satu ini menemukan teknik pembuatan sosis. Coba inget lagi deh pelajaran sejarahnya dulu. Bangsa Sumeria ini termasuk bangsa yang peradabannya sudah advance, maju. Sosis yang dibuat pada masa itu juga ternyata disukai oleh orang Yunani dan Romawi lalu negara-negara lainnya di Eropa, termasuk para meneer Belanda yang memperkenalkan sosis ke Indonesia.
"Ngomongin soal asal muasal juga, sosis ini dulunya orang Yunani ngasih nama salsus (yang artinya diasinkan), lalu lidah bule Inggris menyebutnya sausage dan orang-orang Belanda mengejanya dengan saucijs".
Para nenek moyang dulu, mereka membuat sosis dari daging yang sudah dicincang dengan berbagai bumbu dan rempah-rempah, lalu dibungkus dengan usus hewan. Iya, usus hewan, bukan plastik. Jaman dulu semuanya serba alami kan, ya. Masih jauh dari yang namanya bahan-bahan sintetis gitu. Makanya juga kita menjumpai sosis itu dikemas dalam bentuk silinder, buka trapesium, jajaran genjang atau trapesium (halah). Meskipun hari gini teknologi sudah canggih, kayaknya belum ada deh produsen yang mengeluarkan produk sosis dengan bentuk itu. Paling juga kalau bentuknya jadi aneh, unik atau lucu setelah diolah. Misalnya jadi kayak gurita atau kelinci.
Seiring perkembangan jaman, ribet juga ya kalau bikin sosis dengan pembungkus dari usus sapi. Selain cape bersihinnya, ga sehat juga karena kandungan kolesterol dari jeroan itu tinggi banget. Makanya, saat ini pembungkus sosis yang dikenal juga dengan selongsong atau casing ini dibuat dari bahan buatan yang lebih praktis.
Bahan pembungkus ini ada yang dimodifikasi dari kolagen yang diambil dari kulit hewan, dan bisa dimakan langsung. Jadinya saat makan sosis ini ga usah repot-repot mengupasnya. Tinggal kunyah, cemplungin ke dalam sayur atau makanan lainnya. Ada juga yang terbuat dari bahan sintetis, tapi karena terbuat dari bahan pulp, ya jangan dimakan, dong. Harus dikupas dulu.
Sebagai orang Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, soal makanan juga jadi perhatian penting. Meski bahannya terbuat dari daging sapi yang halal, bumbu atau bahan lainnya yang udah include dalam satu kemasan juga harus halal,100%. Ga mau dong kalau ternyata sosis yang kita makan itu casingnya terbuat dari daging babi.
Tapi jangan khawatir kalau pembungkus sosisnya buatan Devro. Selain dikenal sebagai produsen casing kulit sosis di dunia untuk 50 negara, Devro juga sangat peduli dan concern dengan konsumsen di Indonesia. Makanya casing atau selongsong sosis ini juga dibuat dari bahan yang halal. Tenang dong, ya.
Terus pernah ga kalau lagi belanja sosis di supermarket merhatiin pembungkusnya? Kalau ngeh, pasti mudeng deh pembungkus sosis - yang terbuat dari kolagen hewan itu - warnanya beda-beda. Baik untuk jenis sosis fresh, proccesed, smoked atau asap, dan dried dibungkus oleh casing dengan warna-warna clear atau putih, blod red (ini yang paling sering kita lihat), frankfurter red, continental brown, saveloy dan warna lainnya.
Jadi kalau mau bikin sosis bakar, hot dog, pizza, dan makanan lainnya dengan sosis, mulai deh perhatiin pembungkusnya ya. Kalau enggak yakin apakah pembungkusnya itu bisa dimakan atau enggak, bisa kok dikenali dengan ciri-cirinya:
- Sosis yang dikemas dengan kolagen hewan ini mempunyai tekstur yang kenyal kalau ditekan;
- Lebih padat dan terlihat lebih menarik;
- udah gitu biasanya sosis dengan kemasan kolagen ini punya keunikan berupa sensasi “k’nak bite” waktu dimakan.
Barangkali saja nih kalau teman-teman mau menyimpan daging di rumah biar awet dan tahan lama atau kepikiran punya modal atau investor gede dan mau merintis produksi sosis, sudah tahu dong ya casing yang oke untuk membungkus sosis buatannya. Selain halal juga enak dan lebih nyeni kalau dikemas, biar lebih marketable alias lebih menjual.
pengen nyoba bikin sosis sendiri. Tapi masih susah nyari casing sosisnya itu
ReplyDeleteCoba beli di Markaindo, mbak. Linknya ada di postingan ini. :) Kalau sudah bikin ceritain di blog, ya :)
DeleteSosis wajib ada seminggu 3 kali buat sarapan anak-anak
ReplyDeleteAsik,pasti Bunyang jago masakin sosis buat anak-anak.
Deletesosis, cuma baru makan yg s_s , klu merek lain. belum pernah.
ReplyDeleteHihi merek itu emang paling nge-hive ya
Deletesosis Rumah Sosis yang di ledeng enak banget teehhh. casingnya kriuk dalemnya soft huhuhu jadi ingin T_____T
ReplyDeleteHuhuhu Icha, aku jadi pengen ke sana juga
DeleteWah asyik sosis.... Neng Effi meni hade informasinya.... keren abis
ReplyDeleteIya Teh, udah lama juga ga makan sosis ini. Nuhun pami infonya bermanfaat.
DeleteSosis. Enak. :DD
ReplyDeleteMasih penasaran sosis di luar negeri teskturnya masih kasar gitu. Keliatannya enak :D
Ah Dydie.... jadi pengen jalan-jalan ini beli sosis di luar negeri (halah) :D
DeleteSosis. Enak!
ReplyDeleteYup, apalagi sosis bakar yang gede itu, ya.
DeleteKalau sosis Hanzel perlu di kupas ga yah kulitnya? Thanks.
ReplyDeleteHmmm kalao selongsongnya bukan plastik sih mesinya aman kalau dimakan, mbak. Aku kurang tau kalo soal sosisi Hanzel. Maaf ^_^
Deleteanakku suka sosis, pengen nyoba :)
ReplyDeleteasik tuh kalo coba bikin sendiri, mbak. Aku cicipin ya kalau jadi (eh tapi jauh ya kalo dikirim hehehe)
Delete