"Nasinya mau yang putih atau merah, teh?"
Itu pertanyaan seorang pramusaji ketika saya memesan makan siang di sebuah restoan. Selain memang jarang makan nasih merah, pertimbangan kesehatan juga yang membuat saya lekas menjawab, "nasi merah." Serat yang lebih banyak dan kadar gula yang rendah membuat nasi yang satu ini lebih aman dimakan.
dokumen pribadi |
Iyes, usia ga bisa boong meski secara postur saya masih imut (tiarap sebelum dihujani cubitan), tapi kan, saya kudu lebih alert soal kesehatan. Bukan dalam rangka diet, kok. Percayalah, saya tuh makannya kuat dan bisa makan banyak hahaha.... tapi riwayat medis bapak saya yang punya diabetes membuat saya kurang suka sama yang manis karena saya sudah manis dan jarang makan nasi putih.
Udah, jangan protes dan bilang saya susah gede. Masa pertumbuhan yang ke atas buat saya udah lewat. Sementara buat melebar ke samping? Errr...., selain bawaan alami perempuan yang suka parno kalau jarum timbangan ngibrit ke kanan, dan intro di atas, alasan lainnya silahkan ubek-ubek lagi di postingan sebelumnya, ya. Selamat ngdek-ngudekin dan stay tune and lovely di blog saya (berasa siaran radio :D).
Nah, kembali ke topik. Selain rendah gula dan banyak seratnya, ternyata masih ada manfaat lainnya lho dari nasih merah.
Iyes, saya catet di awal buat alasan ini. It's very woman. Siapa coba yang ga seneng dan pengen cantik? Nasi merah mengandung antioksidan yang tinggi. Kalau kebutuhan antioksidan tubuh terpenuhi, bakal membuat kulit jadi lebih sehat, lebih awet muda karena menghadang (halah bahasanya) tanda-tanda penuaan muncul pertamax :D Oh ya, selain bikin cantik, antioksidan juga membantu menurunkan risiko terkena kanker juga, lho.
Less Feel Guilty
Suka merasa ga sih setelah makan enak lalu timbul penyesalan? Guilty pleasure. Menyesal emang datang di akhir. Kalau diawal sih itu early bird kan, ya? hahaha... ini kok kayak semacam pendaftaran seminar gitu. Enggak, bukan. Bukan gitu maksud saya. Abis makan enak terus rasanya pengen nyubitin perut atau pipi misalnya? Hayo, siapa yang pernah kayak gini? Kok cepat sekali ya berubahnya jadi lemak di tubuh?
Nasi putih itu punya kadar glikemik yang cukup tinggi. Kalau kadar glikemik tinggi. Akibatnya risiko terkena penyakit gula bisa meningkat. As we know, sampai saat ini belum ada obat yang 100% menyembuhkan penyakit gula. Tapi para penyandang gula alias diabetesi bisa hidup normal kok, asal disiplin dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Pernah saya tulis juga lho paparan tentang diabetes dari ceramahnya Dr, Rully Roesli, adiknya almarhum Harry Roesly itu lho.
Nasi putih itu punya kadar glikemik yang cukup tinggi. Kalau kadar glikemik tinggi. Akibatnya risiko terkena penyakit gula bisa meningkat. As we know, sampai saat ini belum ada obat yang 100% menyembuhkan penyakit gula. Tapi para penyandang gula alias diabetesi bisa hidup normal kok, asal disiplin dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Pernah saya tulis juga lho paparan tentang diabetes dari ceramahnya Dr, Rully Roesli, adiknya almarhum Harry Roesly itu lho.
Balik lagi soal guilty vs no guilty. Nasi merah mengandung kadar glikemik yang jauh lebih rendah, menekan timbunan kolesterol dan tinggi serat yang membuat perut terasa kenyang lebih lama dan memudahkan ritual pagi alias BAB lebih lancar. Kalau becandaan saya sama teman-teman, kalau sudah membuang beban ini membuat kita tidak 'berat birit' dalam kamus sunda alias mager, alias malas gerak. Perut jadi terasa lebih rata, ringan dan ukuran pinggang celana jeans, atau rok jadi lebih longgar. Muahaha....
Superwoman
Bukan berarti kita menjelma jadi kayak tokoh heroik ala-ala amrik itu. Tapi konsumsi nasi merah membantu untuk mensuplai kebutuhan magnesium untuk membantu tulang lebih kuat dan keluhan persendian. Keluhan klasik yang mulai sering dialami saat memasuki masa-masa jelita,jelang lima puluh tahun kalau kata teh Junet, blogger Bandung yang sekarang lagi di negerinya Oshin itu. Hehehe..... Sooner or later, kalau dikasih umur panjang pasti bakal mengalami masa-masa jelita ini, ya.
Masih banyak manfaat lain yang bisa kita dapatkan dengan mengonsumsi nasi merah ini. Ga enak? Ah itu mah karena kita belum terbiasa aja, kok. Seperti trainee yang lagi training, atau seperti yang lagi pedekate, lama-lama juga terbiasa. Maafkan saya kalau analoginya ngaco lagi :D
Oh, ya. Karena saya lagi berusaha (belajar lagi tepatnya) makan makanan yang sehat, saya milih lauknya ayam kampung yang dibakar dengan griller. Lebih sedikit minyak yang dipakai dan dagingnya lebih lembut dan enak dimakan dibanding ayam negeri. kurangnya? Lalapannya kurang banyak hehehe... by the way soal istilah kata yang berlawanan, kenapa lawannya ayam kampung ini dipadankan dengan ayam negeri, ya? Negeri kan lawan katanya swasta. Kampung? Lawannya kan kota. Ada yang bisa jelasin? :D
Nasi merah memang lebih sehat. Kaya serat dengan gula yang lebih sedikit. Yuk ah hidup sehaaat...
ReplyDeleteIya, Teh. Apalagi kalau sehari makan nasi lebih dari 2 kali. Wajib makan nasinya pake ini, ya.
DeleteKirain bisa jadi superwoman kayak di tipi2 mak, hehe. Kalau aku sih mau nasi putih, kuning atau merah suka aja mak asalkan ada temennya alias lauk pauknya Hahaha. Meskipun iya sih timbul penyesalan kalau habis makan nasi putih, pas liat timbangan langsung naik aja gitu bikin shock. Iya sih mak cocok buat diet, tapi susah nyari beras merahnya ... jarang :(
ReplyDeleteHihihi... Iya emang rada susah. Nah pas ada nasi merah, nasi putihnya skip aja.
DeleteNasi merah, cocok buat yang lagi program diet. Kebetulan aku sudah melihat buktinya dari saudara yang pernah menjalankan program diet.
ReplyDeleteTuh kan, udah ada contohnya. Yuk ikutan juga, Mas.
Deletebikin langsing nya itulaah yaaa mauuu :D
ReplyDeleteHayu mari melangsingkan badan rame-rame ;)
Deletesepakat nasi merah memang lebih sehat dr nasi putih, cuma rasanya lebih enak nasi putih. Jadinya harus diakalin juga klo masak nasi merah, pakein bumbu2 plus ikan teri medan gt. Tapi anak2 tetep susah jatuh cinta sm nasi merah. jadilah batal mau konsisten makan nasi merah di rumah
ReplyDeleteIya coba kreasiin pake bumbu-bumbu gitu, mbak.
Delete