Saya jatuh cinta sama teh.
Padahal, sejak kecil saya sudah tahu teh. Dulu sih, tahunya
cuma ada 2 teh. Teh manis dan tah tawar atau yang cenderung pahit. Lalu mulai tahu, ada teh hijau ketika lagi ngetren minum teh
sebagai penangkal kanker. Ada teh pahit yang saya
tahu cuma warnanya yang pekat dan teh melati dengan aroma melatinya
yang khas.
Selain itu taunya teh yang dioplos (halah) dengan
sirup atau teh yang sebenarnya rasanya rasa teh gitu aja, tapi
lebih kentara karena aromanya yang berbaur dengan komposisi.
pairing teh dengan cake |
Padahal... ada banyak hal yang menarik dan keren tentang
teh. Makanya setelah mengikuti roadshow kompetisi teh yang
diselenggarakan oleh Dilmah, lalu mendapat tawaran untuk
mengikuti acara demo teh, saya bilang iyes tanpa harus
melirik Mas Anang :)
Kalau buat penggemar koleksi tea-set mah pasti udah ngeh kalau itu semua adalah variannya dari Royal Albert, produsen tea-set yang legendaris banget dari British sono, kampung halamannya eks kapten timnas Inggris, Steven Gerrard yang punya tradisi minum teh yang kental, breakfast tea dan afternoon tea. Catet, ya. Tradisinya para bangsawan. Eh jadi inget tokoh-tokoh di novel Pride and Prejudice-nya Jane Austeen itu, lho. Bayangin aja wajah coolnya Mr, Darcy dan Ms Elizabeth pas jamuan makan dengan aksen britishnya mereka. :)
ragam desain Royal Albert yang cantik |
Beberapa desain lainnya dari RoyalAlbert dengan warna yang soft dan anggun |
ini resepnya |
ini juga |
Sambil meracik resepnya, Mbak Ratna bercerita bedanya tea
set untuk nge-teh dan cangkir biasa yang digunakan untuk
membuat kopi. Kontur permukaan tea-set yang baik adalah yang
didesain lebar dan tipis pada tepiannya agar sewaktu tumpah di
mulut, rasa teh akan tumpah di semua titik perasa di
lidah. Bagaimana kalau minum dari cangkir biasa atau
gelas? Tetap terasa sih, cuma beda alias kurang. Soalnya, desain tepian
cangkirnya membuat air yang tumpah ke lidah hanya terasa
di satu titik lidah saja.
Ok, noted. Mari menabung untuk memiliki minimal 1 set
royal albert. Eh Ada yang mau nraktir saya? Hehehe... Saya jatuh
cinta juga sama desain teh Royal Albert yang konon
beberapa desainnya sudah mulai langka. Wajar deh, bisa langka dan legend gini, mengingat Royal Albert ini sudah 1 abad lebih wara wiri sebagai produsen tea set sejak tahun 1904.
Sebagai informasi, semua tea-set dari Royal Albet terbuat dari bahan yang bekualitas yaitu 50% bone china (tulang sapi murni), 25% batu dan 25% China Clay. Kalau untuk sendiri sih dari koleksi dari Royal Albert yang
menyediakan satu poci dan satu cangkir lengkap dengan
tatakannya seperti ini. Cukup deh buat sekali nyeduh, pagi atau
sore. Cakep, ya? Making mupeng saya.
Cold Brewing
Ada dua cara penyajian teh, yaitu cold brewing dan hot brewing. Mungkin masih banyak yang
bingung dengan istilah ini. Cold brewing atau diseduh dingin bukan berarti
diseduh begitu saja dengan air dingin atau air
es. Taste-nya ga bakal dapet kalau gini. Untuk yang satu ini, kita menyeduh
teh dengan air biasa (lebih baik air mineral) dan diamkan selama 4-12 jam dan simpan di
dalam lemari es. Untuk cold brewing, teh
yang bisa digunakan adalah teh yang rasanya masih murni alias
original seperti teh hijau, teh putih dan teh oolong.
Masala Chai, ala India yang kayak rempah. Teh yang digunakan adalah Teh hitam dengan aroma kuat biar ga kalah sama rempah yang digunakan |
Hot Brewing
Membuat teh ala-ala hot brewing,
bisa menggunakan tea bag yang
dicelupkan langsung ke cangkit atau potnya,
atau menyeduh daun teh yang sudah dikeringkan. Soal
penggunaan tea bag ini juga ada filosofi menariknya, lho.
Kalau menyeduh teh dalam pot terutama teh serbuk (atau bentuknya masih kasar, masih kelihatan bentuknya yang menggulung) jangan biarkan ampasnya tertinggal di pot. Selama masih ada di dalam pot, selamaitu juga tehnya akan terus brewing. Sebaiknya juga kalau menggunakan pot, pastikan potnya tertutup rapat agar aroma dan rasanya tidak luruh dengan udara terbuka. Bedakan deh rasanya dengan teh yang diseduh tanpa poci tertutup.
Filosofi Teh
Jadi nih dari cara seseorang membuat teh celup,kita bisa menilai
apakah dia itu penyabar atau enggak.
Caranya?
Yang penyabar dan tenang akan
membiarkan tea bag di cangkir dan mengangkatnya setelah beberapa
waktu. Sementara yang ga sabaran, angkat mengangkat-angkat tea bag
sampai warnanya berubah. Kalau ga yakin soal timing, kita bisa menggunakan timer yang desainnya kayak jam pasir. Lucu-lucu deh, modelnya.
Tea-pedia
- Mbak Ratna juga menyarankan untuk tidak menggunakan saringan ketika akan memisahkan teh dengan ampasnya, Penggunaan saringan dengan bahan logam akan membuat teh yang kita minum mengandung unsur logam. Apalagi kalau saringannya digunakan untuk menyeduh teh oolong yang bisa mengembang setelah diseduh. Rasanya jadi ga maksimal karena tertekan.
- Disela-sela demo tehnya, Mbak Ratna juga menunjukan beberapa jenis teh yang digunakan untuk resepnya dan teh lainnya yang biasa kita konsumsi. Misalnya saja teh melati yang diperlihatkannya waktu itu. Untuk membedakan teh melati yang bagus dan tidak, bisa dikenali dari aromanya yang terhirup. Teh melati yang baik biasanya wanginya akan tercium perlahan, bukan sekaligus. Coba deh beli teh dengan varian melati. Kalau ketika kantungnya dibuka atau yang serbuk langsung tercium, itu bisa dipastikan wanginya dari essence, bukan melati yang asli. Untuk mendaaptkan wangi alaminya, bukan cuma memperhatikan bunga melati yang dipilih tapi juga waktunya, yaitu pada petang hari menjelang malam. Sekitar maghrib, deh. Rada gimana gitu, ya. Kayak di film-film spooky gitu. Tapi ini adalah waktu yang paling tepat agar aroma melati dengan tehnya berbaur sempurna.
- Teh yang baik juga terlihat dari teksturnya. Tekstur yang terlihat kasar dan masih ada yang menggulung menunjukan semakin baik kualitas tehnya. Semakin baik kualitasnya, harganya bisa semakin mahal,sampai jutaan untuk satu kilogramnya!
- Perhatikan juga ketika kita menyeduh teh. Sebaiknya, suhu yang digunakan maksimal 70 derajat celcius. Cara mendeteksinya pun sebenarnya tidak ribet atau harus menggunakan termometer. Telapak tangan kita nih, tidak bisa menahan panas di atas itu. Jadi kalau kita bisa memegang dinding luar cangkir dengan telapak tangan, bisa dipastikan suhunya cukup untuk menyeduh teh.
- Menyeduh teh dengan poci keramik juga bukan hanyak soal style atau gaya-gayaan saja. Bahan teh yang terbuat dari keramik akan membantu menurunkan suhu teh lebih cepat. Makanya ketika demo kemarin juga saya melihat Mbak Ratna berkali-kali menuangkan teh dari satu poci ke poci lainnya. Punya koleksi tea-set lebih banyak bakal lebih asik, ya. Ah... makin mupeng saya.
Mbak Ratna seorang tea lover sejati, lihat dh kulitnya yang sehat dan cantik. Minder saya deket-deket beliau |
saya ambil teh nya dulu ya mbak sambil baca-baca :)
ReplyDeleteYuk seduh dulu. :)
Deleteunik juga ya penyajiannya, terutama untuk cold brewing. butuh waktu 4-12 jam.
ReplyDeletekalo ini mah mesti ekstra sabar ya mbak untuk nunggunya.
Iya, mbak. Menguji kesabaran banget. Saya pernah minum smoothies yang diinfuse sama teh yang di-cold brew. Hasilnya emang enak banget. Kesimpulannya, kesabaran itu berbuah manis. :)
Deletemasih ada tapinya mbak.
Deletetapi manisnya nggak bisa ngalahin mbak efi kan :)
hehe...!!!!
Dulu suka minum teh gara2 keseringan baca bukunya Enid Blyton. Sore-sore aku ngeteh bareng nyokap. Skrg nyokap sudah gak ada, aku jdinya lbh suka ngopi ama bokap, tapi kalo dikirimin teh sih aku gak nolak lohh...
ReplyDeletePasti salah satunya novel 5 Sekawan ya, Mak? hehehe.... Hayu atuh,ngeteh lagi. :)
DeleteAku juga suka teh lho Teh Efi, makasih nih info lengkapnya ^^
ReplyDeleteaku juga makin cinta deh sama teh ^^
Asiiik, toast ah Noniq. Yuk ngeteh lagi :)
DeleteCangkirnya lucu2 pisan ya Teh *salah fokus* hihihihi
ReplyDeleteHahaha... lucuan mana sama yang punya blog? *nyiapin tolombong buat nampung sambitan Royal Albert*
Deleteaku juag tak terlalu suka teh, tapi kan sekarang banyak teh yg divariasikan dg bahan lain shg rasanya jadi lezat
ReplyDeleteCobain deh teh merek tertentu kayak Dilmah (lho kok jadi iklan). Enak lho, mbak. Jadi nagih :)
DeleteAsik, banyak tea lover ternyata. Iya nih banyak variasi, malah kalau mau nyeduh suka bingung sendiri mau pilih yang mana :)
ReplyDeleteaku kok malah tertarik dengan cangkirnya ya mbak...cantik2 dan unyu2...hehehe cocok buat kalo ada tamu nih dirumah :)
ReplyDeleteWah, berasa kayak lagi main masak-masakan dengan jamuan teh gitu, ya
ReplyDeleteKeren banget tea setnya, lucuuuu
ReplyDeletecangkirnya cantikkkkk banget
ReplyDeleteaku juga suka teh ^^ soale g bisa ngopi