As I promise you (tiba-tiba keluar backsound lagu N’Sync *lebay :D*) di postingan kemarin,
Saya
mau cerita pengalaman saya menjalani terapi Micro Dermabrasi dan Facial
di DF Clinic. Ceritanya
tuh,waktu kunjungan rama-rame 12
blogger Bandung, karena
keterbatasan waktu, cuma 4 orang
blogger aja yang bisa mengikuti
sesi perawatan hari itu.
So, hari itu saya dapat jatah
buat mencoba terapi Micro
Dermabrasi. Antara senang dan sedih.
Senang karena beruntung dipilih oleh
dokternya langsung, sedihnya
berarti kulit muka saya bermasalah.
But anyway, selalu ada dua sisi
dari sesuatu hal bukan? So, I choose to
be happy, senang aja karena dapat kesempatan eksklusif itu :D
susana di ruang terapi/perawatan |
Dibilang gitu saya malah jadi cengengesan, sementara Evi yang motoin protes berat :D. Akhirnya setelah ngembungin pipi, bisa juga saya berpose
before. Liatin deh ekspresi saya, itu lagi nahan-nahan ketawa. Percaya,
ga? Percaya aja deh,
ya, please.....
foto before kok kayak pas foto, ya? |
Sementara saya, Nunk Arif dan
Kang Ade dapat jatah Micro Dermabrasi, Mbak Al dapat
jatah Pro Ion. Kalau mau
tahu asiknya sesi pro ion, nanti
main-main aja ke blognya Mba Al, ya. Nih
saya mau cerita tentang Micro Dermabrasi
aja.
Apa Sih Micro Dermabrasi itu?
Sederhananya nih, micro
dermabrasi adalah perawatan yang
ditujukan untuk mengangkat sel
kulit mati. Sel kulit mati yang tidak diangkat inilah
yang bikin wajah kita
terlihat kusam. Untuk terapi ini, diperlukan waktu sekitar 45 menit. Sebagai
tahapan awal, wajah saya dibersihkan dulu (cleansing) lalu dikasih sedikit pijatan.
Karena enggak ada kaca, iseng deh, tangan saya pengen meraba muka. Kayak gimana sih,
tekstur muka saya setelah di-cleansing? Kepoin diri sendiri boleh, dong.
Eh mbak terapisnya kayaknya
ngerti, lalu berkomentar, “Kayak
abis diampelas ya, mbak wajahnya? Jadi halus.”
Perawatan Micro Dermabrasi |
Eh iya beneran. Saya ngangguk. Emang sih, seperti dibilang sebelumnya dengan
menjalani sekali saja micro dermabrasi, hasilnya udah kelihatan. Cukup dengan frekuensi 3 minggu sekali saja
kalau mau rutin menjalani terapi ini.
Setelah semua sisi wajah
dibersihkan, selanjutnya diaplikasikan masker selama kurang lebih 15 menit. Masker yang diaplikasikannya semacam tisu basah
yang ditempelkan di muka. Yang
tadinya masih bisa ngobrol sama terapis nanya ini itu - atau Mba Al yang
lagi dapat perawatan Pro Ion di sebelah - setelah ditempeli masker agak kagok juga buat ngomong.
Tambahan lagi, ada sensasi agak perih ke mata dari masker ini kalau melek. Ya udah, merem-merem ayam aja, deh.
Selanjutnya sama mbak terapis (duh, saya lupa ga nanyain
namanya) wajah saya diolesi krim anti
iritasi dan sun block. Pijatan lembut dari mbak terapisnya yang meratakan
krim di seluruh wajah saya sore itu adalah sentuhan terakhir untuk perawatan micro dermabrasi.
“Sudah selesai mbak,” katanya.
Eh serius, beneran kelihatan
bedanya. Meski memang masih ada jerawat
yang rada mengganggu penampilan. Kalau tadi sudah berpose before, maka ini pose after
saya, bareng Nunk yang sama-sama
dapat perawatan micro dermabrasi. Ini Jadinya.....
No touch up,lho |
Belum puas pose-pose foto lagi, sambil nunggu resep diolah, kami pose-pose lagi sama kang Rhenza di sini. Ini semacam ‘balas dendam’ karena ga sempat foto groupies bareng teman-teman blogger yang sudah pulang dulan.
credit: Tian |
Sebelum pulang, saya sempat konsultasi dulu dengan dokter Sherley dan saya
disarankan untuk menjalani facial.
Oke, karena emang udah gemes dengan
jerawat yang betah pake banget nangkring
di wajah, saya iyain buat facial-an di
hari Senin kemarin.
Facial: Jerawat dan Komedo
Ada beberapa macam facial
yang ada di DF Clinic. Kalau saya disarankan ngambil Facial Oxy Acne. Durasinya
lebih lama, kurang lebih sekitar 2 jam. Kalau mau ngambil
terapi ini mending makan dulu biar tidak
direcoki rasa lapar kayak saya waktu
itu.
Dengan tahapan awal yang sama, dengan
cleansing dulu, selanjutnya wajah saya juga diuapi untuk membuka pori-pori
untuk memudahkan pengambilan jerawat dan komedo. Nah ada ilmu baru di sini yang saya tahu. Tadinya saya pikir komedo itu bintik-bintik item yang ada di hidung. Ternyata bukan itu saja. Kalau yang di hidung itu namanya komedo
bulu.
Pernah coba pake plester anti komedo
yang di tempel di hidung itu, kan? Coba deh amati, meski penampakannya
menjijikkan. Komedo ini emang
terlihat kaya bulu halus
gitu. Nah selain komedo bulu
itu, ada juga komedo lain yang kalau
diambil kayak butiran debu eh butiran
beras berwarna agak kekuningan.
“Kayak gimana sih, mbak?” tanya saya penasaran.
Mbak terapis yang juga menangani saya
waktu terapi micro dermabrasi itu menyorongkan
pinset yang berhasil membuat saya meringis. Di ujung pinsetnya ada kaya butiran
nasi berwarna kekuningan gitu.
“Kayak gini yang namanya komedo,
mbak.”
Oh.
Glek. Yaiks! Kayak gituya yang ngekos
gratisan di muka saya?
Saya mengangguk sambil meringis karena pinsetnya kembali menyusuri wajah
saya buat ngambil komedo dan
jerawat yang sudah mengering. Sementara
itu ga semua jerawat yang tersisa bisa
sembarangan dicomot oleh pinset itu.
Kalau mau kempes, saya disarankan untuk ngambil terapi suntik jerawat. Moral lesson yang bisa diambil dari kasus ini, jangan coba-coba ‘pencet praktis’ jerawat. Dokter aja ga berani asal-asalan, lah masa kita
sotoy ngusir dengan cara gitu? Bukannya tambah sembuh, bisa makin parah*
Berhubung tadinya pori-pori di wajah saya dikondisikan lebih
terbuka, tahapan berikutnya adalah mengembalikan kondisi pori-pori kembali seperti semula. Kulit wajah saya
dikasih semacam obat spray yang wanginya enak dan terasa sejuk di muka. Setelah itu wajah saya kayak
disinari lampu yang berwarna biru dan
merah, sementara mata saya ditutup ketika mendapat sorotan lampu itu.
Rasa perih yang masih tersisa di wajah saya, dinetralkan dengan aplikasi krim anti iritasi dan sun block, sama seperti finishing pada terapi Micro Dermabrasi. Hasilnya jerawat di wajah berkurang banyak
tapi jadi terlihat agak glowing. But don’t
worry, ga terus-terusan kelihatan glowing, kok. Mungkin semacam reaksi obat.
Setelah lewat beberapa jam, kulit wajah
kembali normal lagi, kok.
FYI, setelah ngambil terapi ini,
saya disarankan untuk tidak terkena
air 4 jam sesudah terapi. Karena waktu itu saya lagi cuti salat, ga ada
masalah buat saya. Kalau ada teman-teman yang
sedang salat, mending dikondisikan dulu sudah berwudhu sebelum terapi ini jadi bisa langsung salat setelah selesai terapi.
Lumayan ngurangin lagi jerawatnya. Abaikan penampakan glowingnya :) |
Pelayanan Yang Apik dan Profesional
DF Clinic
Pelayanan yang apik dan profesional di DF Clinic yang ga buka cabang di kota lain ini emang recomended. Serius, deh! Buktinya
aja, pasien yang datang ke sini bukan cuma dari Bandung saja,lho. Bahkan ada
yang bela-belain datang dari
Jakarta dan Yogya. Kalau di hari
biasa, DF Clinic buka mulai jam 11-19, di akhir pekan, DF Clinic buka lebih awal dari jam 10 sampai dengan jam
18.
Selama bulan puasa ini DF Clinic
tetap buka seperti biasa dan beroperasi sampai H-1 Lebaran dan buka kembali setelah libur
lebarn H+7. Karena pasiennya banyak,
sebelum datang ke sini jangan lupa untuk reservasi dulu, ya. Ga mau kan bengong
lama nunggu jam kosong?
Mudah-mudahan untuk ke depannya
di DF Clinic didukung oleh terapis
laki-laki agar pasien pria yang datang untuk
perawatan jadi lebih nyaman dan enggak ‘ragap’
alias kagok karena ditangani terapis
wanita.
Uwaaa... Mantep ini, foto close up, we want close up!!! Jadi pengen juga di facial di DF, ah racun inih, racun... Wkwkwk...
ReplyDeleteBuruaaaan biar bisa rasain enaknya di-MD :)
DeleteAku liat pinset nangkring di wajah, serem... Tp pengen jg terapi wajah
ReplyDeleteAyo terapi Jiah, sedap-sedap ngeri :D
DeletePengen liat teh Efi after di facial oxy eung..... bahasanya keren dan gaul banget teh hihi...emak-emak kayak aku jadi banyak melongonya hahaha.......
ReplyDeleteKan ada teh di foto yang paling bawah, sengaja tampak samping biar ga kelihatan mengilap :D
DeleteKalau ada terapis laki-lakinya bakal sering ke sana neh ... hihihi
ReplyDeleteHahaha iya ya, kang. Para istri juga ga usah nemenin terapi, jadi lebih tenang :)
Delete45 menit ya, mak? Lumayan ya. aku suka wajah diterapi trus akunya tidur...hihihi...
ReplyDeleteiya, mak. Waktu facialan juga aku jadi pengen tidur tuh.
Deletewaduh, meni enakeun cigana nya? Berapa biaya perawatan kayak begini Fi?
ReplyDeleteMicrodermabrasi mah 270 ribuan, Bet. Mun facial beda-beda
DeleteWah keren ya langsung clink :D
ReplyDeleteJadi pengen ke sana lagi, Tian hihihi
DeleteGa ada list harganya ya mbak Ef, ngeluarin produk krim jugakah?
ReplyDeleteTeh Efiiii, nama aku pake Z bukan pake J. Rezeki, Teh :D huahaha langsung protes.
ReplyDeleteBtw, aku juga pengin yobain terapi oxy acne-nya
Owoooo tergiur pengen MD. Nunggu gajian bulan depan, cuusss biar gua tambah cantik eeah
ReplyDelete