Friday, 8 August 2025

Leon Ray Legoh: Meracik Musik dan Masakan Ala Dapur Rock N Roll

Kalau selama ini kamu cuma mengenal Leon Ray Legoh sebagai drummer band Koil, siap-siap kaget. Di balik hentakan drumnya, ia juga lihai berkutat di dapur dan mengolah resep. Lewat Dapur Rock N Roll, Leon bercerita bagaimana musik dan memasak saling mengisi, membawa rasa dan cerita dari panggung ke meja makan.

Baru-baru ini, Leon merilis bukunya yang berjudul Dapur Rock N Roll: Di Antara Musik dan Masak. Baginya, musik dan memasak adalah dua hal yang nggak bisa dipisahkan dari hidupnya. Keahliannya di dapur pun nggak lepas dari perjalanan panjangnya sebagai musisi. Kalau bukan karena musik, mungkin Leon nggak akan terjun ke dunia masak. Begitu juga sebaliknya, tanpa masak, mungkin ia nggak akan punya energi yang sama untuk bermusik. Penasaran kan, kok bisa? 


Obrolan Santai yang Berbuah Bisnis Serius

Leon bercerita, dulu ia memutar otak supaya nggak perlu kerja kantoran di sela profesinya sebagai musisi. Ia nggak mau terikat jam kantor, apalagi penghasilannya dari musik dengan genre yang segmented waktu itu terasa kurang mencukupi.

Sampai akhirnya, lewat obrolan santai dengan Otong — vokalis Koil tercetuslah ide untuk membuka usaha rumah makan.  Awalnya Leon sendiri merasa heran dengan keputusannya, tapi kemudian ia malah jadi yakin bisa menjalani bisnis kuliner. Perjalanan inilah yang akhirnya ia tuangkan dalam bukunya.

Judul Dapur Rock N Roll dipilih karena memang mencerminkan sikapnya di dapur: cuek dan apa adanya. Ia nggak mau pusing mikirin omongan orang lain. Yang penting, kerjakan saja apa yang disukai. Sesederhana  itu.

Di acara peluncuran buku yang dipandu MC Idhar Resmadi dan pengamat kuliner Nadya Gadzali, Leon berbagi cerita di balik penulisan bukunya. Ia menyebutkan, irisan antara musik dan memasak ada pada kejujuran menyampaikan ide, bukan sekadar soal teknik yang dibawakan dengan santai. Hal itu, sudah cukup merepresentasikan kedua dunia yang ia cintai.

Salah satu bagian paling menarik adalah masa kecil Leon di Manado. Dulu, pasar adalah tempat yang ia hindari. Baginya, pasar itu kotor, becek, dan bau. Tapi sekarang, justru pasar jadi bagian dari kesehariannya. Kadang ia bisa keasikan berbelanja. Datang saat langit masih gelap dan selesai berbelanja matahari sudah muncul. 

Leon juga punya kebiasaan berburu inspirasi saat jalan-jalan, apalagi ketika band-nya tur keluar kota. Kuliner pinggir jalan pun tidak luput dari perhatiannya. Ia mengamati bagaimana pedagang mengolah pesanan, bumbu apa yang dipakai sampai tersaji di piring. “Cobain ah di dapur. Coba lagi, coba lagi,” ujarnya. 

Saya dibuat ngakak waktu di bukunya Leon bercerita ia kegirangan mendapat komposisi resep  yang pas. Eh tetep aja masakannya yang enak itu tidak laku. Tapi seiring berjalannya waktu, racikan yang katanya nggak laku itu akhirnya bisa diterima dan disukai konsumen saat tren olahan rica-rica menjadi booming. 

Di mata Nadya, perjalanan bukan cuma soal hiburan, tapi juga momen mendapatkan inspirasi, termasuk lewat makanan. Menurutnya, makanan bisa jadi bentuk diplomasi. Yang tadinya mau berantem bisa batal gara-gara duduk bareng sambil makan, apalagi kalau makanannya tradisional. 

Cara ini, menurutnya, mirip dengan pendekatan Leon saat mengolah masakan. Mencicipi berbagai kuliner dari banyak tempat bukan hanya memperkaya pengalaman, tapi juga membentuk cita rasa. Setiap tradisi punya rasa uniknya sendiri.

Kadang, keinginan mencicipi makanan bukan karena lapar, tapi sekadar penasaran rasanya. Relate banget, kan? Saya juga gitu kalau lagi jalan-jalan, lapar bisa ditahan dulu sampai nemu makanan yang unik dan jarang ditemui.

Rasa Lokal Lebih Keren

Meski awalnya merintis resto dengan menu western, Leon kemudian lebih tertarik mengeksplor kuliner lokal. Bukan karena makanan western nggak menarik, tapi ia merasa nggak punya cukup referensi untuk menguliknya.

“Sedangkan yang bisa jadi referensi adalah nyokap gua di rumah. Bisanya makanan Manado aja. Yang paling gampang dilihat dan diminta resepnya ya masakan Indonesia.”

Bagi Leon, masakan Indonesia punya gaya tersendiri. Ia teringat pengalaman dulu melihat penyajian hot dog di sebuah kios di Gelael Dago (sekarang Superindo). 

Menurutnya, prosesnya terlalu sederhana, cuma roti ditusuk, dipanggang, lalu diisi sosis, mentega, sayuran, dan saus. Selesai. Beda dengan masakan Indonesia yang kaya bumbu dan rasa. Di kepalanya, masakan Indonesia selalu lebih keren.


Cerita di Balik Menu yang Beda di Tiap Cabang

Walaupun Rumah Makan Legoh identik dengan menu Manado, ada hal menarik kalau memperhatikan perbedaan antara Legoh di Jalan Sultan Agung dan cabangnya di Jalan Lengkong Kecil. Menu rica-rica yang jadi favorit di Sultan Agung, ternyata nggak terlalu laku di Lengkong Kecil. Di Lengkong kecil selera pelanggannya lebih variatif, sehingga karakter menunya pun menyesuaikan. Leon tidak memaksakan menu di sini harus sama persis. 

Menurut Nadya, ini karena pendekatan kultural yang nggak disadari. Leon punya memori Manado yang melekat, sehingga mudah baginya memasak masakan khas sana, ia bisa langsung bertanya resep ke keluarga.

Namun, meski tanpa latar belakang pendidikan formal di dunia F&B, Leon mampu beradaptasi dengan selera orang Sunda yang cenderung asin dan pedas. Ia mengolah informasi secara personal, bertanya langsung seperti apa resep yang pas untuk lidah lokal.

Bagi Leon, tantangan terbesar justru bukan di dapur, tapi di manajemen restoran. Memasak sudah biasa, tapi mengelola orang? Itu cerita lain. “Kalau di dapur, yang dihadapi cuma kompor, bumbu, dan alat masak, semua benda mati. Masalahnya bisa diatasi, apalagi informasi sekarang mudah didapat. Tapi kalau memanage orang, itu lebih susah,” ujarnya.

Sedikit Bocoran dari Buku Dapur Rock N Roll

Leon pernah mengalamin kejadian horor (apa lucu, ya?) yang tidak terlupakan. Waktu itu ia sedang tur di luar kota, dan sudah dipanggil buat naik ke panggung, eh… tiba-tiba handphone-nya berbunyi. Biasanya sebelum manggung Leon akan mematikan handphonenya dari awal, tapi entah kenapa kali itu malah lupa. Saat teleponnya diangkat, ternyata ada yang mau pesan nasi box! 

Bukannya menolak, Leon berhenti sebentar dan mencari spot yang tidak terlalu berisik, lalu menerima pesanan dulu.  Setelah itu ia kembali naik ke atas panggung. Konser pun berjalan lancar. Tapi masih ada kejadian lucu. 

Saat kembali ke Bandung dan bangun tidur keesokan harinya, handphone-nya kembali berbunyi. Ternyata masih panggilan dari orang yang sama dan menanyakan nasi box tadi. Sebelumnya Leon memang segera membuatkan pesanan tapi ia lupa mengirimkan orderan. Lagian beda kota juga. Leon mengomeli dirinya dan segera memasak lagi untuk memenuhi pesanan yang tertunda itu. 

Selain bercerita pengalamannya menggeluti dunia kuliner,  dalam bukunya ini Leon pun berbagi tips melayani tamu yang karakternya berbeda-beda, mengatasi komplain sampai resep masakan yang biasanya kita jumpai di restonya.

Dengan pilihan font yang lebih besar dari kebanyakan buku pada umumnya juga cara bertutur seperti mengobrol, bukunya Leon ini bisa selesai dibaca sekali duduk. Beneran, deh.



Share:

Thursday, 24 July 2025

Gurihnya Gudeg Seturan CIhapit Yang Bikin Kangen

Sebagai urang Sunda, saya dari dulu suka mikir lama kalau ditawari masakan manis. Bukan cuma soal selera, tapi juga karena saya cukup waspada dengan risiko penyakit gula, apalagi setelah almarhum ayah meninggal karena komplikasi diabetes. Lidah saya tuh jadi terbentuk paling klop sama cita rasa asin dan gurih. Jadi kalau diajak makan gudeg, pikiran saya langsung nempel pada satu imej: “Ah, manis lagi paling.”


Beberapa hari lalu saya nemu warung gudeg baru di Cihapit. Daerah ini memang terkenal sama makanan enak-enak dan harganya bersahabat. Feeling saya langsung ngomong, “Cobain atuh, palingan juga seujung sendok.” Saya ke sana bareng teman yang orang Jawa—dia memang doyan gudeg yang manis banget. Dalam hati saya udah siap nyerahin piring kalau rasanya kelewat manis. Tapi ternyata saya salah!

Yang terjadi malah saya sendiri yang ngabisin satu porsi. Boro-boro minta tolong temen saya buat abisin, saya justru jatuh cinta sejak sendokan pertama. Bukan pandangan ya. Sendokan kedua, ketiga… sampai habis juga! Apakah saya harus pindah rumah ke sini aja biar bisa sering beli cukup dengan jalan kaki?
 

Berawal dari Kawasan Seturan

Sambil nunggu pesanan datang, saya sempat ngobrol sebentar dengan pemiliknya, Teh Wulan. Warung ini dikelola Teh Wulan dan suaminya. Katanya, Gudeg Seturan ini awalnya adalah usaha orang tua Teh Wulan, yang dulu jualan di kawasan Seturan, Jogja.

Waktu pandemi melanda, orang tuanya pulang ke Bandung. Lalu empat tahun yang lalu, keluarganya Teh Wulan mulai merintis lagi usaha gudeg ini di kawasan Arcamanik. Nah, warung di Cihapit ini bisa dibilang cabang keduanya. Jadi kalau kamu nemu di aplikasi peta atau delivery, ya memang masih satu manajemen dan resep keluarga yang sama.

Padahal nih, saya beberapa kali ke Yogya sebelum dan sesudah pandemi, tapi nggak pernah ngeh ada Gudeg Seturan. Kurang ngubekin Yogya saya kayaknya.

Masakan Rumahan Rasa Rindu

Bayangin kalau kita punya ibu atau kakak perempuan yang jago masak, tapi kita harus tinggal di luar kota karena kerja atau studi. Jaraknya nggak bisa ditempuh cuma sejam-dua jam. Nggak bisa pulang semaunya. Tapi saat ada momen lebaran atau acara keluarga yang memanggil, kita bakal bilang, “Aku pulang ya… tapi nanti dibikinin gudeg, ya.”

Ya, karena kangen. Dan rasa gudeg di Gudeg Seturan ini tuh kayak gitu: rasa rindu yang dimasak. Manisnya lembut, gurihnya terasa, bumbunya meresap sampai ke nangkanya. Gigitan pertama langsung bikin saya ngomong dalam hati: “Ini mah bukan sekadar gudeg. Ini tuh kayak gudeg yang bumbu rahasianya sayang dan kangen :).” Tau, kan? Kalau dengan resep yang sama tapi beda tangan hasilnya ya beda aja. Seperti itu yang saya rasakan.

Harga Bersahabat, Porsi Bikin Puas

Kalau ditanya mahal atau nggak, jawabannya: nggak sama sekali. Mulai dari Rp19.000 aja udah dapat seporsi gudeg yang lengkap dan puas. Tapi saran saya: wajib tambah telur dadar barendonya. Kerenyahannya pas dan jadi pelengkap yang sempurna buat nasi liwet atau nasi gudegnya.

 Semua lauk di sini dibuat fresh setiap hari. Nggak ada tuh yang dihangatkan dari sisa kemarin. Gimana mau ngangetin? Soalnya tiap hari aja cepat habis. Waktu saya datang ke sana (warung baru buka 7.30 hari), sudah ramai oleh pembeli. Beberapa wadah isinya udah hampir habis saya perhatiin.  Ada yang makan di tempat, ada juga yang bungkus buat dibawa pulang. Sama kayak saya—banyak yang langsung jatuh cinta sejak suapan pertama.

Makan Langsung di Tempat atau Pesan Online

Kalau bisa, makan langsung di tempat itu paling mantap. Nih, saya kasih ancer-ancer lokasinya ya.

Dari Toko Kue Vitasari (dekat pintu masuk Pasar Cihapit), jalan lurus sekitar 100 meter sampai ketemu Gang Nikmat. Kalau datang dari arah berlawanan, gang ini posisinya berseberangan dengan kantor Polsek Bandung Wetan. Masuk aja ke gang itu, lalu jalan lurus sekitar 50 meter. Nanti kamu bakal nemu warung mungil bernuana cokelat yang hangat dan sederhana ini.

Gudeg Seturan Cihapit buka mulai pukul 07.30 pagi hingga 14.30 siang. Tapi bisa aja tutup lebih cepat kalau sudah habis duluan.

Kalau kamu tinggal jauh atau lagi males keluar, tinggal pesan aja lewat WhatsApp, GoFood, atau GrabFood. Mudah, kan?
 
Info Kontak dan Lokasi:
Gudeg Seturan Cihapit
Instagram: @gudegcekerseturan_cihapit
GoFood/GrabFood: Gudeg Ceker Seturan SR Cihapit
Maps: 
https://maps.app.goo.gl/GSPg2Arjj4m1ngA26
Share:

Tuesday, 22 July 2025

Fox Lite Hotel Majalaya Destinasi Baru Untuk Kenyamanan dan Kemewahan Pengalaman Menginap

Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke kawasan Majalaya, sebuah wilayah yang mungkin belum terlalu dikenal sebagai destinasi liburan mainstream seperti Lembang atau pusat kota Bandung. Sudah bertahun-tahun ga main ke kawasan ini dan bikin saya kagum. Ini sih beyond my expectation. Tapi siapa sangka, di tengah suasana Majalaya yang tenang, berdiri sebuah hotel baru dengan vibes yang begitu elegan: Fox Lite Hotel Majalaya.

Perjalanan untuk ke sana cukup seru. Dari rumah saya  naik ojek online lalu lanjut naik kereta. Selain meringkas waktu juga menghemat budget transportasi :). Sampai di stasiun, saya udah ditungguin teman yang mau nemenin  buat menyambangi hotel ini. 

Agak jauh memang, tapi begitu sampai… wah, langsung terasa berbeda. Hotel ini satu kawasan dengan pusat perbelanjaan Majestic di Majalaya. Begitu sampai di lobi saya disambut oleh pemandangan yang cozy dan modern. Hotel ini bukan sekadar tempat menginap, tapi juga membawa suasana kelas internasional yang jarang saya temui. Wah, gawat. Saya kepincut sama vibesnya. Help me!

Fox Lite Hotel Majalaya memang masih baru. Secara resmi dibuka pada tanggal  26 Februari 2025. Alamatnya ada  di Jln Anyar, Majasetra, Majalaya, Kabupaten Bandung, dan menjadi hotel berbintang pertama dengan standar internasional di kawasan ini. Seluruh ada 110 kamar yang tersedia dengan tiga tipe berbeda. Semuanya dirancang elegan, dengan sentuhan modern yang bikin betah sejak pertama melangkah masuk. 

Seperti ini suasana kamar yang sempat saya intip. Gimana? Naksir, kan?

Menurut General Manager Fox Lite Majalaya, Ibu Lily Siwu,  mereka ingin menghadirkan hotel yang tidak hanya nyaman secara fasilitas, tapi juga hangat dari sisi pelayanan. Dan menurutku, itu bukan sekadar kata-kata—karena keramahan staf dan kenyamanan ruangannya benar-benar terasa dari awal. Ya, ya itu emang udah saya rasakan sejak pertama menginjakkan kaki di lobi hotelnya. 

Ngomongin soal fasilitasnya, hotel ini juga punya sederet fasilitas yang bikin pengalaman menginap makin lengkap. Mulai dari The Café By Fox yang menyajikan menu istimewa dari chef berbakat, hingga kolam renang, lalu ada ruang pertemuan berkapasitas hingga 300 pax, Kids Club, dan fasilitas lain yang mendukung tamu baik untuk liburan maupun urusan bisnis.

Mural cantik di restonya. Salah satu spot kece buat foto-foto
 

Ada kabar bagus nih. Soalnya Fox Lite Hotel Majalaya juga menawarkan promo spesial menginap untuk periode tertentu. Jadi kalau kamu kebetulan punya urusan di Majalaya, atau malah ingin coba staycation di tempat yang belum terlalu ramai, hotel ini bisa jadi pilihan yang menarik dan anti-mainstream.

Untuk info lebih lengkap dan reservasi, bisa langsung cek discoverasr.com atau hubungi 0811-2220-0160.

Tentang Fox Lite Hotel Majalaya

Fox Lite Hotel Majalaya adalah Hotel Berbintang yang menjadi hotel internasional pertama di area Kabupaten Bandung ( Majalaya ) dalam naungan The Ascott Limited dengan berbagai fasilitas yang lengkap.

Tentang The Ascott Limited

Sejak merintis serviced residences  kelas internasional pertama di Asia Pasifik dengan dibukanya The Ascott Singapore pada tahun 1984, Ascott telah berkembang menjadi perusahaan perhotelan tepercaya dengan lebih dari 940 properti di seluruh dunia. Berkantor pusat di Singapura, kehadiran Ascott tersebar di lebih dari 220 kota di lebih dari 40 negara di Asia Pasifik, Asia Tengah, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Serikat.

Penawaran akomodasi Ascott yang terdiversifikasi mencakup serviced residence, properti coliving, hotel dan apartemen tempat tinggal lansia independen, serta akomodasi pelajar dan perumahan sewa. Merek perhotelan pemenang penghargaannya meliputi Ascott, Citadines, lyf, Oakwood, Quest, Somerset, The Crest Collection, The Unlimited Collection, Preference, Fox, Harris, POP!, Vertu dan Yello; dan memiliki kemitraan merek dengan Domitys. Melalui Ascott Star Rewards (ASR), program loyalitas Ascott, anggota menikmati keistimewaan dan penawaran eksklusif di properti yang berpartisipasi.

Unit bisnis yang dimiliki sepenuhnya oleh CapitaLand Investment Limited, Ascott adalah operator penginapan terkemuka yang terintegrasi secara vertikal. Memanfaatkan jaringan luas pemilik pihak ketiga dan keahlian dalam pasar, Ascott meningkatkan pendapatan terkait biaya melalui kemampuan manajemen perhotelan dan manajemen investasinya. Ascott juga memperluas dana kelolaannya dengan menumbuhkan dana sponsor CapitaLand Ascott Trust dan dana swasta.


Share:

Thursday, 3 July 2025

Launching Novel Born - Sanghara: Novel Distopia Paska Apocalypse

 Jam 14.00 tepat, saya masih terjebak dalam kerumunan orang yang lalu lalang di trotoar Jalan Braga, mencari di mana letak Grey Art Gallery. Setelah mengecek di Google Maps, ternyata posisinya tidak jauh dari Jalan Kejaksaan. Sekali lagi, saya melirik jam yang tertera di layar HP. Semoga acaranya belum dimulai.

Fiuh, lega banget deh, setelah berhasil menemukan letak Grey Art Gallery ini. Saya sering lewat sini, tapi kok nggak ngeh, ya?

Di halaman gedung saya disambut panitia yang menunjukkan arah ke lokasi acara melalui tangga yang harus saya turuni. Jangan bayangkan kalau tempat ini adalah tempat yang gelap dan jadul. Meskipun ada di kawasan heritage, suasana artistik modern tetap saya dapatkan.


Venue acara yang digunakan di sini kurang lebih seperti amfiteater mini. Di salah satu sisinya ada celah terbuka yang membiarkan cahaya dari luar bisa masuk. Saya dibuat terpesona!

Tidak lama setelah mencari posisi yang nyaman, acara segera dimulai. Ah iya, walau agak telat sampai, saya bersyukur tidak ketinggalan pembukaan acaranya :)

Siang itu, Eva, salah satu dari penulis novel Born – Sanghara, membacakan penggalan dari novel itu:

Sebagai generasi yang hidup dalam ketakutan, kepalaku selalu dipenuhi tanya. Adakah masa depan? Namun ternyata cerita pun terus bergulir, bertualang dari satu tempat ke tempat lain dalam pengejaran. Buronan yang menyembunyikan identitas dari semua orang atas dosa menyalakan api kecil bernama harapan. Sanghara – sebuah perjalanan dari akhir dunia.

Opening yang nge-hook ini sudah memberikan petunjuk kalau novel Born – Sanghara ini adalah novel fiksi fantasi dengan tema distopia. Dunia di ambang kehancuran. Pikiran saya melayang-layang pada berita perang antara Iran dan Israel yang saling berbalas mengirim rudal. Kekhawatiran akan terjadinya Perang Dunia Ketiga sempat juga menghinggapi pikiran saya. Duh, jangaaan.

Proyek Kolaborasi 4 Penulis

Tadinya saya mengira kalau buku Born – Sanghara ini adalah proyek antologi. Tapi ternyata saya salah. Empat penulis yang terdiri dari Max Aditya M. Dimas Fani Praseetyo, Eva Sri Rahayu, dan Noviansyah Suhendar menulis novel ini dalam waktu 3,5 bulan. Novel ini menceritakan akhir dunia yang hancur setelah dilanda peperangan. Judul Sanghara ini sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti kehancuran.

Keempat penulis ini punya latar yang berbeda, tapi malah membuat ceritanya menjadi unik. Misalnya Max, yang dulu aktif di lingkungan budaya seni mahasiswa, punya latar belakang ekonomi dan menyukai musik blues serta rock & roll. Lalu ada Dimas yang menyukai mainan dan dunia miniatur. Latar dari Dimas ini juga turut berpengaruh dalam menggambarkan detail imajinatif seperti kaktus yang bermutasi dalam novel Sanghara.

Marwah, salah satu audiens yang membacakan imajinasinya dalam challenge mahluk mutan versinya

Saya sendiri mengenal Eva lewat novel-novel remajanya, dan kini sedang menggarap proyek fiksi fantasi Setra Sagara bersama timnya. Penulis keempat, yaitu Noviansyah, merupakan konten kreator musik sejak 2008 dan juga pernah menulis naskah untuk acara Ini Talk Show, Sketsa Trans TV, dan beberapa sitkom di televisi.

Dunia Setelah Perang Nuklir

Dalam novel ini diceritakan jika penduduk bumi hanya tersisa 30% saja. Seperti halnya satwa-satwa yang bermigrasi untuk mencari tempat yang aman, manusia pada masa ini juga berkumpul di satu pulau untuk bertahan hidup, meninggalkan daratan lain yang sudah tidak bisa dihuni lagi. Sayangnya, di sini mereka bukannya rukun memulai peradaban baru, tapi tetap melakukan peperangan untuk saling melenyapkan.

Jika minyak bumi jadi emas hitam primadona saat ini, pada masa itu air menjadi komoditas yang mahal. Frederick, penguasa tirani dari Praja, menguasai sumber kehidupan ini. Bahkan air hujan yang turun pun harus diolah lagi agar layak dikonsumsi. 

Teteh MCnya seru bikin betah ikutin acaranya 

Duh, kebayang kan gimana hidup tanpa air? Pernah nih, satu waktu aliran air di rumah saya mati. Air di bak habis, di torn pun tidak bersisa.  Rasanya tidak berkutik karena tanpa air tidak bisa beraktivitas :(  

Sambil nunggu kiriman air dari penjual jerigenan, saya ngajak adik numpang mandi ke masjid dekat rumah :).

Kediktatoran dari Frederick ini pun memicu revolusi yang dipimpin oleh Baldwin, Bennedict, dan Profesor Oza. Mereka memang berhasil menumbangkan tiraninya Frederick, tapi kemudian hilang arah, hingga ambisi Baldwin menghadirkan bencana baru berupa terciptanya makhluk mutan. Efek yang ditimbulkan menciptakan kengerian baru yang mencekam dan memantik revolusi baru.

Menjaga Kekompakan Agar Tetap Solid

Memang nggak mudah untuk menyatukan isi kepala yang berbeda. Dua orang saja sudah bikin mumet. Tapi Eva dan ketiga temannya tetap menjaga irama agar proyek penulisan Born – Sanghara ini tetap berjalan. And they did it!

Saya dan pengunjung dibuat senyum-senyum ketika salah satu penulis bercanda bahwa agar brainstorming tetap jalan, harus nunggu salah satunya yang belum bangun tidur. Saling percaya jadi kata kunci untuk menjaga kekompakan agar pengerjaan novel ini berjalan lancar.

Sesi book signing

Bagaimana ide bisa bermunculan pun menjadi unik — mulai dari lamunan di toilet sampai perjalanan di tol bisa menghadirkan ide yang dituangkan dalam novel ini.

Ssst... selain akan terbit buku kedua, novel ini juga akan divisualkan dalam bentuk film, lho. Can’t wait! Sambil nunggu lanjutan buku keduanya, buku kesatu dari Born ini wajib jadi salah satu bacaan teman-teman.

Good luck buat para penulis. Ditunggu buku keduanya. Jangan lama-lama, ya!







Share:

Tuesday, 3 June 2025

Tracker Motor: Solusi Anti Maling Motor

"Sebentar."
Saya  nge-freeze waktu temen sya bilang gitu. Saya udah bisa menebak. Pasti ia akan memastikan kunci motor sudah aman di tangannya.

"Kunci motorku mana, ya?"  
Teman saya ini segera merogoh saku celana dan tasnya. 

Tuh,kan? Saya ngomong dalam hati. "Gimana, aman?" Saya coba memastikan. 
"Aman!" sahutnya sambil nyengir.

Pernah mengalami hal seperti itu? Setelah memarkir motor lalu lupa untuk mencabut kunci motor dan memastikannya sudah aman? Walau harus kembali ke tempat parkiran, saya yakin kamu bakal menempuhnya. Jangan sampai motor kesayangan raib berganti pemilik.

 Nggak heran kalau banyak orang jadi waswas tiap harus meninggalkan kendaraannya. Mungkin kita pernah membaca berita hilangnya motor ini di media massa.  Setiap  hari selalu saja ada berita seperti ini yang kita temukan.   

Sudah tau belum kalau selain menggunakan kunci ganda, kita bisa memanfaattkan teknologi  yang sudah makin canggih, lho! Salah satunya lewat GPS motor atau tracker motor.

Alat kecil ini bisa membantu kita untuk memantau posisi motor secara real-time lewat aplikasi di ponsel.  So, jika  ada gerak-gerik mencurigakan, kita segera mendapatkan notifikasi  dan bertindak cepat.  Canggih, kan?

Penasaran? Yuk, kita bahas kenapa pelacak motor ini layak jadi  pemantau terbaik bagi motor  kesayangan, bestie terbaik perjalanan sepanjang hari!


Apa Itu GPS Tracker untuk Motor dan Cara Kerjanya?

Pelacak motor atau  tracker motor adalah alat berbasis teknologi GPS dan GNSS yang dirancang khusus untuk memantau posisi kendaraan. Biasanya alat ini dipasang tersembunyi di bagian motor dan akan terus mengirimkan info lokasi secara langsung ke aplikasi smartphone yang sudah kita install. Dengan begitu, kita bisa melacak lokasi yang akurat kapan saja, dari mana saja.

Cara kerjanya cukup sederhana: alat ini menangkap sinyal dari satelit, lalu mengirimkan data koordinat ke server cloud,  lalu meneruskan ke aplikasi  di HP kita.  Beberapa model bahkan sudah dilengkapi dengan fitur tambahan seperti sensor gerak, deteksi kecelakaan, bahkan penghentian mesin dari jarak jauh. Keren, kan?

Kenapa Pelacakan Kendaraan Itu Penting?

Di tengah tingginya angka kejahatan kendaraan, punya GPS pelacak motor bukan agar terlihat keren atau jadi si paling kekinian. Tapi ini adalah usaha kita untuk menjaga  keamanan transportasi pribadi. Saat motor  hilang atau dibawa kabur, kita tahu hal apa yang harus segera dilakukan. Cukup buka aplikasi dan lacak keberadaannya.

Tidak itu saja. Fitur notifikasi otomatis juga bantu saat motor berpindah tanpa izin atau mengalami insiden seperti kecelakaan. Ini juga tidak kalah penting bagi pengguna pribadi, tapi juga pemilik armada transportasi seperti ojek online atau jasa antar barang.

Fitur Canggih dari Teknologi Pelacakan Motor Modern

Teknologi pelacakan kendaraan zaman sekarang makin canggih. Selain mengetahui posisi, beberapa alat sudah dilengkapi dengan fitur-fitur seperti:
  1. Notifikasi saat motor terguncang, terguling, atau keluar dari zona aman (geofence)
  2. Baterai tahan lama (sampai 120 hari), tetap aktif walau motor dimatikan
  3. Tahan air, debu, getaran, dan benturan – cocok untuk kondisi jalanan Indonesia
  4. Bisa terintegrasi dengan sensor helm lewat teknologi BLE
  5. Fitur tambahan seperti laporan kecepatan, mode parkir, dan pelaporan arah motor
  6. Cocok untuk Pengguna Pribadi dan Pemilik Usaha

Tracker Motor untuk Penggunaan Pribadi dan Bisnis

Kalau kamu pemilik motor pribadi, alat GPS tracker motor ini akan membantu kamu jadi lebih tenang. Manfaatnya pun bukan  berhenti sampai di situ. Bagi para pengemudi ojek online atau pengiriman barang, alat ini sangat membantu dalam memantau operasional.

Data dari tracker akan memberi informasi motor mana yang sering dipakai, menganalisa performa pengendara, efisiensi rute, hingga jadwal servis kendaraan. Semua itu akan meningkatkan kualitas layanan dan mencegah kerusakan motor yang bisa saja tidak terdeteksi sebelumnya. Serasa punya asisten mekanik pribadi!

Rekomendasi GPS Pelacak Motor Terbaik: Treyki Moto Arvento

Kalau kamu cari alat pelacak motor yang lengkap, salah satu yang bisa kamu pertimbangkan adalah Treyki Moto Arvento.  Kenapa begitu? Karena alat ini menawarkan:
  1. Pelacakan lokasi yang akurat
  2. Notifikasi instan saat motor terguncang atau terjadi kecelakaan
  3. Baterai tahan lama sampai 120 hari
  4. Desain tangguh: tahan air, debu, getaran, dan benturan
  5. Cocok untuk pemakaian pribadi dan bisnis
  6. Investasi Kecil untuk Keamanan Besar
Memiliki GPS motor seperti Treyki Moto Arvento  yang terpasang pada motor kesayangan rasanya seperti  punya cctv mobile  yang selalu siaga. Kita juga bisa berkonsultasi kebutuhan secara GRATIS langsung dengan Arvento Indonesia, dan temukan sistem pelacakan kendaraan yang paling pas.

Catat, ya! Ini bukan cuma soal pelacakan lokasi. Ini soal rasa aman, kontrol, dan ketenangan. Karena motor kamu layak dilindungi dengan teknologi yang canggih dan terpercaya.

Jadi ayo lindungi bestie perjalanan terbaik kita dengan GPS Motor Treyki Moto Arvento!


Share:

Wednesday, 28 May 2025

Kerja Makin Produktif dengan Laptop AI Asus Vivobook S14

Yakin deh, di antara teman-teman pasti ada yang pernah ngulik bikin animasi pakai AI untuk lucu-lucuan, brainstorming bareng ChatGPT, atau sekadar ngobrol receh. Mood booster banget, nggak sih? Rasanya seperti punya bestie yang selalu nyimak. Nggak ngotot kalau beda pendapat.

Sebenarnya, ini urusannya sama prompt yang kita kasih, lho. Saya pernah mencoba kasih prompt yang minta pendapat jujur. Hasilnya? ChatGPT memang nggak ngasih validasi 100%. Walaupun bawaan pabriknya tetap soft spoken, ya. Nggak ada galaknya. Tapi kalau kita yang galak, masa iya laptopnya dijitak? Ya jangan, dong. Yang ada malah saya yang nangis bombay karena merusak laptop sendiri.

Sebagai blogger yang aktif di dunia konten digital—ngulik Canva, nonton film, sampai pekerjaan lainnya—saya butuh laptop yang ringkas, gesit, tapi juga canggih. Laptop yang nyaman dipangku dan nggak cepat panas (hayo, siapa yang masih suka kerja sambil memangku laptop?). Apalagi kalau sedang kerja di ruang tengah atau di kereta—paling enak kalau laptopnya ringan dan nggak bikin pundak pegal saat dibawa.

Jujur deh, makin ke sini makin terasa pentingnya punya gadget yang mendukung, terutama karena usia juga makin bikin saya harus lebih sadar sama hal-hal sepele seperti berat laptop.  Huhuhu mengingat umur bikin harus lebih aware sama yang ginian tapi suka terabaikan. Iya nggak? 

Eventually, saya dipertemukan (((dipertemukan)) pada event gathering bersama Asus pada pekan lalu. Cieee taarufan sama laptop :)

Nah, Asus S14 ini tuh  laptop yang tipe saya banget. Pas nyimak presentasi speknya aja aya langsung klik di hati dan bilang dalam hati. I want it. Baru kenalan bentar aja udah jatuh cinta. Love at first sight.  Asus Vivobook S14  hadir dengan segala hal yang naksirable: desain premium, performa pintar, dan fitur-fitur yang siap mendukung gaya hidup hybrid.

Kok bisa? Sini saya ceritain. Ya kali aja kamu juga ikutan ngecengin Asus Vivobook S14. Yuk, kita bikin circle sefrekuensi  :)

Performa Tangguh, Didukung AI

Asus Vivobook S14 menggunakan Intel® Core™ Ultra Series 2, termasuk varian Intel® Core™ Ultra 7 Processor 255H dengan 16 core dan 16 thread, kecepatan maksimal 5,1GHz.



Laptop ini juga dibekali Intel® AI Boost NPU (Neural Processing Unit) yang bisa menjalankan komputasi AI hingga 13 TOPS (Trillion Operations Per Second). Bagi saya yang sering multitasking, edit video, atau bekerja pakai aplikasi berbasis AI, performanya cepat dan responsif. 

Sistem pendinginnya juga membuat suhu tetap adem, meskipun dipakai lama. Dengan RAM DDR5 16GB, multitasking jadi makin lancar—dan bisa di-upgrade kalau butuh.


By the way, penasaran nggak sih, apa itu TOPS 13 NPU itu? Simplenya begini. NPU (Neural Processing Unit) adalah komponen khusus untuk tugas-tugas AI, seperti background blur otomatis saat Zoom, eye contact digital, pengenalan suara (AI noise cancellation), dan fitur Copilot+ seperti Recall dan Cocreator.

Sementara TOPS adalah singkatan dari Tera Operations Per Second, alias kemampuan menghitung triliunan operasi per detik. Jadi kalau NPU punya kemampuan 13 TOPS, itu berarti dia bisa melakukan 13 triliun perhitungan dalam satu detik. Coba kalau kita mengerjakan sendiri. 

Saya rasa Bandung Bondowoso pun bakal sukses ngerjain proyekannya Roro Jongrang karena punya konsultan jago kayak  gini. Nggak akan ada kokok ayam yang bikin rencananya meminang Rotro Jongrang jadi buyar.

Layar 14 Inci yang Jernih dan Nyaman di Mata

Vivobook S14 punya layar ukuran 14 inci dengan resolusi tinggi WUXGA (1920 x 1200). Artinya, tampilan gambar dan teks jadi lebih tajam dan detail. Rasio layarnya 16:10, jadi lebih tinggi dari layar biasa (16:9), bikin ruang kerja di layar terasa lebih luas — cocok untuk buka dokumen, edit konten, atau browsing tanpa harus sering scroll.

Layar ini sudah mengaplikasikan  teknologi IPS. Sehingga  warna tetap cerah dan konsisten walau dilihat dari samping. Permukaannya juga anti-glare, jadi nggak bikin silau meskipun dipakai di bawah cahaya terang atau di luar ruangan.

Dengan spesifikasi Screen-to-body ratio 87% artinya: 87% dari bagian depan laptop  Vivobook S14 (panel bagian atas keyboard) adalah layar. Sisanya 13% adalah bezel alias bingkai di sekeliling layar. 

Semakin besar angkanya, artinya layarnya makin penuh dan bezel-nya makin tipis.Laptop terasa lebih modern dan ringkas—meskipun ukuran layarnya tetap 14 inci, dimensinya bisa terasa lebih kecil dan enteng dibawa.

Vivobook S14 punya ketebalan yang cuma 1,59 cm dan bobot mulai dari 1,4 kg aja. Cocok banget buat kita yang aktif, sering mobile, dan nggak mau repot bawa tas berat. Kasihan punggung kita. Udah beban hidup berat ditambah lagi beban laptop yang selalu ngintil ke mana-mana.  

Tapi walau ramping, dia nggak ringkih, lho. Laptop ini sudah lolos sertifikasi ketahanan militer (MIL-STD-810H), jadi tetap tahan banting (asal bukan banting karena putus cinta, ya 😅). Lah  jangan curhat, mbak. Jangaan. Itu mah ke  Mamah Dedeh aja

FYI, layar ini sudah punya sertifikasi TÜV Rheinland, yang berarti lebih aman untuk mata karena mengurangi paparan cahaya biru. Kecerahan layar mencapai 300 nits, cukup terang untuk penggunaan dalam berbagai kondisi pencahayaan.

Kalau laptopnya aja ringan masa chargernya nggak ikutan ringkas. Ya, kan? Don't worry! Berat charger-nya cuma 225 gram,. Untuk charger penggantinya pun menggunakan USB-C 65W, jadi bisa sharing charger dengan smart phone (sama dengan colokan type c smart phone). Ada juga aksesoris GaN charger sebagai alternatif yang bisa kita pakai saat sedang mobile di luar.

Eh tapi ngomong-ngomong soal chargernya Asus ini ini lho. Karena ujung colokannya merupakan charger USB-C 65W. Bisa sharing dengan handphone juga kalau kebetulan handphonenya perlu dicharge semisal charger handphonenya rusak atau ketinggalan.  Atau sebaliknya. Charger Asus ini bbisa dipake buat ngecharge HPnya. Sebuah mutual simboisis yang unik. Sangat membantu kita untuk lebih fleksibel saat bepergian. 

Ada juga aksesoris GaN charger sebagai alternatif yang bisa kita pakai saat sedang mobile di luar. Dengan size lebih kecil jadi lebih praktis untuk masuk ke tas.

Koneksi Pada Laptop

Laptop ini sudah punya dua port USB4®, HDMI, dan WiFi 6E untuk internet cepat dan stabil. Ada juga colokan Microsoft Phone Link, yang bikin laptop bisa tersambung dengan smartphone. 

Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, Vivobook S14 juga telah dilengkapi dengan langganan gratis layanan Microsoft 365 selama satu tahun, serta Office Home & Student 2024 seumur hidup. Nggak usah lagi renewal langganan buat pelajar. Lebih hemat, kan?

Keyboard Smart 

Asus Vivobook S14 sudah didukung keyboard dengan teknologi Backlit Chiclet.  Maksudnya begini. Keyboard-nya punya lampu latar (backlit), jadi tetap nyaman dipakai mengetik di kondisi gelap atau minim cahaya. Lucu ya? 

Tapi bukan itu saja lho fungsinya. Chiclet adalah tipe keyboard dengan tombol-tombol pipih dan agak berjeda satu sama lain. Model ini enak buat mengetik cepat karena tidak terlalu padat.

 Ditambah lagi ada jarak tekan antar tombol adalah 1,7 mm.  Jarak ini adalah ukuran ideal yang membuat tombol tidak terlalu dangkal (seperti touchscreen), juga tidak terlalu dalam seperti keyboard lama. Empuknya ngetik dengan keyboard makin terasa karena sudah sangat responsif.

Pada keyboardnya juga sudah dilenngkapi Copilot Key. Yaitu, tombol khusus untuk membuka Copilot, asisten AI dari Microsoft yang terintegrasi dengan Windows 11. Tombol ini biasanya berada di dekat tombol Alt/Windows, dan berfungsi untuk langsung memanggil fitur AI tanpa perlu klik-klik dulu. Nggak usah cape-cape lagi ngapalin kombinasi tombol mana yang harus digunakan kalau mau mengaktifkan fitur AI.

Dukungan Purna Jual 3 Tahun

Masih ada good news dari Asus nih. Jika sebelumnya kita masih harus menanggung service Asus pada tahun pertama pembelian (20%). saat ini Asus menawarkan garansi full 100% untuk  jasa perbaikan dan suku cadang. 
Fasilitas ini berlaku untuk Asus seri Vivobooks/Flip. Zenbook series dan Proarts series. Klaim service 100% ini berlaku di 114 negara di seluruh dunia dengan catatan berlaku untuk pembelian laptop yang aktivasinya  mulai 1 April 2025.


Dengan semua fitur di atas, ASUS Vivobook S14 bukan cuma sekadar laptop ringan. Ini adalah laptop pintar yang siap mendukung kita untuk tetap produktif dan kreatif, dari kerja serius sampai hiburan santai.  

Menurut Jimmy Lin, Regional Director ASUS Southeast Asia, Sebagai pemimpin pasar laptop nomor satu di Indonesia, ASUS terus berkomitmen menghadirkan inovasi terbaik untuk menjawab kebutuhan pengguna modern. Hadirnya Vivobook S14 kali ini menegaskan posisi ASUS sebagai brand yang tidak hanya menghadirkan teknologi terkini, tetapi juga pengalaman penggunaan yang relevan dan mendukung produktivitas di setiap aktivitas.

Jadi gimana, udah nggak ragu lagi buat jadiin Vivobook S14 ini sebagai partnernya, kan?


















Share:

Saturday, 17 May 2025

INSTO Dry Eyes Pertolongan Untuk Mata Kering

Berapa lama kamu menggunakan gadget?

Pertanyaan itu muncul di survei yang saya isi. Setelah ngitung-ngitung, ternyata saya memakai gadget lebih dari 6 jam sehari! Jadwal makan pun kalah. Pagi, siang, sore, malam—semuanya penuh dengan layar. Kayak nama restoran Padang aja, ya? Hehehe.


Jadi gini ceritanya. Perjaan saya sebagai seorang freelancer membuat saya sering-sering buka gadget, terutama HP. Intermezzo sedikit. Jadi kalau saya HP-an mulu, nggak selalu scroll sosmed. Kadang ngecekin email, ngedit blog, ngulikin Canva, atau follow up kerjaan. Pas jenuh melanda, saya suka buka aplikasi nonton buat hiburan. Ya udahlah, otomatis jam screen time saya jadi lama.

Kadang-kadang saya juga merasa mata tuh kok lelah ya? Hei Hayati, bilang sama Abang, ada yang ikutan lelah juga. Saya :)

Gejala Mata Kering

Ah mungkin emang kurang tidur atau capek biasa. Gitu saya mikirnya. Tapi belakangan saya mengetahui kalau ternyata ini adalah gejala mata kering yang nggak bisa disepelein.

Gejala mata kering itu bukan cuma rasa kering semata, seperti ruang dompet di akhir bulan. Pernah merasa kelilipan kena debu atau terpapar bon cabe? Nah, seperti itu. Atau kadang setelah menangis semalam gegara nonton film yang melow bisa bikin mata bengkak. Hahaha.

Saat kita mengalami mata kering, rasanya bisa seperti ada sesuatu yang nyangkut di mata dan nggak bisa keluar. Sensasinya bisa terasa seperti sepet. Dari penjelasan di webnya  Cleveland Clinic soal tanda-tanda mata kering, gejala lainnya juga bisa termasuk seperti pada gamber berikut

Penyebab Mata Kering

Terus saya nemu tulisan ilmiah di sebuah web  yang bahas soal medis. Ternyata menarik lho, mata kering itu erat hubungannya dengan air mata. Bingung nggak tuh? Katanya kering, tapi kok bisa berair? How come? Seperti yang dilansir oleh webmd.com
Sometimes, dry eyes create watery eyes. This confusing condition is called reflex tearing. It happens because the lack of moisture irritates your eye.
Saat mata mengalami kekeringan, tubuh secara otomatis mengirimkan sinyal darurat lewat sistem saraf untuk meminta pelumasan tambahan. Sebagai respons, tubuh akan memproduksi air mata dalam jumlah besar sebagai cara untuk mengimbangi kondisi kering. Mekanismenya mirip seperti saat mata kita kemasukan pasir—langsung berair sebagai reaksi alami.

Screen Time & Dampaknya Pada Mata

Semisal kita lagi di ruangan ber-AC seharian. Dingin, iya. Terus kerasa kan kalau wajah, tangan jadi kering? Malah muka jadi kayak kaku macam kanebo. Lagi pusing sama laporan yang nggak balance, tiba-tiba teman melempar jokes garing yang timpuk-able. Kesel nggak, tuh? Boro-boro mau senyum, yang ada kita cuma sebel terus buru-buru nyari hand body biar kulit jadi enakan alias nggak kering.

Kondisi itu mirip banget dengan mata yang kering tapi terus aja diajak ngebut kerja keras di depan layar. Berkedip pun jadi “sakit” karena permukaan mata nggak cukup licin. Akhirnya muncul rasa sepet, perih, dan lelah. Yakin deh di part ini kamu pernah mengalami. Mau ngajak toss tapi kok yang beginian, ya? :)

Makanya buat merespon rasa kering di mata itu,  tubuh kita jadi memproduksi air mata dadakan.  Ternyata bukan cuma tahu aja yang bisa dadakan ya hahaha. Sayangnya, air mata ini ibarat percikan air tanpa pelembap—mereka bisa bikin lega sesaat, tapi nggak cukup untuk menyembuhkan kekeringan itu sendiri.

Penyebab lainnya kenapa mata terasa kering adalah durasi screen time yang berlebihan. Keasikan lihat layar HP atau laptop  membuat kita jarang berkedip secara normal. Padahal, berkedip penting untuk menyebarkan air mata yang melapisi dan melembapkan mata. 

Kalau intensitas berkedipnya kita berkurang, permukaan mata jadi cepat kering karena air mata tidak tersebar merata. Akhirnya, mata jadi kering, perih, dan terasa lelah. Biasanya manusia berkedip 15–20 kali per menit, tapi saat fokus ke layar, bisa turun jadi 5–7 kali aja. Kebayang kan betapa keringnya mata kita?
Coba deh sekarang berhenti sejenak, alihkan pandangan ke sisi lain sambil mengedipkan mata. Kasih waktu sejenak buat mata kita untuk berkedip. Kasihan dia diforsir terus.

So, kalau misal lagi WFC terus lihat ada orang di seberang kita lagi kedip-kedip kayak lampu disko, jangan buruk sangka atau malah gede rasa. Mungkin dia lagi berusaha meredakan mata lelahnya dengan cara berkedip.

Produktivitas & Hobi Bisa Terganggu

Jangan anggap remeh masalah mata sepet, perih, dan lelah ini. Kalau dibiarkan terus, dampaknya bisa jauh lebih dari sekadar nggak nyaman.

Produktivitas kerja yang biasanya lancar malah bisa terhambat. Bayangin deh, saat kita lagi semangat banget bikin desain keren di Canva, eh mata tiba-tiba terasa berat dan perih. Bukannya makin kreatif, malah jadi uring-uringan, susah fokus, dan ide-ide segar pun ikut “ngambek”.

Tidak hanya itu saja. Hobi yang biasanya kita nikmati juga jadi kurang maksimal. Semisal saya yang suka nonton film favorit, tapi karena mata perih, bukannya bisa santai dan nikmatin jalan cerita, malah jadi nahan-nahan rasa tidak nyaman. Yang biasanya nikmat nonton film, jadi nahan perih di mata. Padahal yang perih kan hati.

Solusi Simpel dan Cepat

But don't worry, guys! 
Udah ada solusinya yang praktis: #InstoDryEyes.  Tetes mata ini pas banget buat yang sering terpapar layar seperti kita. Satu tetes Insto segera memberikan sensasi menyegarkan. Rasa kering yang bikin perih mata pun segera berkurang dalam waktu singkat.

Ukuran #Insto Dry Eyes ini kecil mungil dan lucu kayak saya. Kemasan botolnya yang nggak sampai sebesar telapak tangan membuatnya jadi praktis, travel-friendly. Aman deh, kompartemen di tas pun nggak akan tersita karenanya. Sudah tau belum? Sekarang Insto hadir dengan kemasan baru seperti ini. 
Kalau persediaannya habis, dan kebetulan lagi di jalan nggak usah cemas. Dengan segera bisa kita dapatkan di minimarket seperti Alfamart atau Indomaret terdekat.
Dan tau nggak? Sekarang Insto hadir dengan kemasan baru yang lebih modern. Jadi makin enak dibawa ke mana-mana—entah ke workspace, kafe, atau bahkan bioskop! Nonton pun jadi tetap nyaman.
Solusi Praktis yang Jadi Sahabat Mata

Kadang lagi sibuk banget, mata udah mulai nggak nyaman, tapi kerjaan belum kelar. Nah, INSTO Dry Eyes ini kayak sahabat dekat yang selalu siap menemani, menyelamatkan mata dari kekeringan. Pekerjaan pun tetap lancar.

Beneran deh, INSTO Dry Eyes ini solusi simpel yang membantu kita bisa fokus terus tanpa gangguan mata kering. Nggak perlu repot, tinggal tetes dan pekerjaan tetap lancar.

Yuk, Jaga Mata Mulai Sekarang

Kalau kamu juga sering merasa mata sepet, perih, dan lelah, jangan tunggu sampai parah. #MataKeringJanganSepelein —karena mata yang sehat penting banget buat gaya hidup digital kita. 

Kalau sudah mulai nggak nyaman, tetesin Insto Dry Eyes dan rasakan bedanya!


Share:

Wednesday, 7 May 2025

Yuji Beleza, Si Poliglot Ramah yang Viral di Instagram & TikTok

Lagi scroll Instagram, eh yang muncul di beranda malah kebanyakan konten dari influencer. Sementara postingan dari teman sendiri? Nyaris nggak kelihatan. Pilihannya ya harus nyari sendiri secara manual, atau sering-sering interaksi di IG Story mereka. Kadang kita udah sering chat, kirim-kiriman reel juga, tapi tetep aja nggak tahu apa postingan terbarunya.


Kalau kamu ngalamin hal yang sama, toss dulu. Samaan kita!

Ngomongin soal konten dari luar circle, sepengalaman saya sih justru lumayan bikin betah. Apalagi kalau nemu content creator dari luar negeri. Tanpa harus nyari, mereka rajin banget setor konten di beranda. Dan saya punya beberapa content creator luar yang update-nya selalu saya tunggu-tunggu.

Kali ini saya mau bahas Yuji Belaja (@yuji_beleza).

Here we go!

Spesialis Ngobrol Multibahasa

Content creator berdarah Irlandia–Jepang ini pertama kali muncul di explore IG saya. Begitu lihat kontennya, langsung jatuh hati sama konsepnya. Lupa mulai kapan jadi fans, pokoknya waktu itu langsung auto-follow!

Yuji ini suka ngajak ngobrol orang asing — tapi bukan ngobrol biasa, lho. Dia pakai bahasa ibu si lawan bicaranya. Semacam spesialis ngobrol multibahasa. Keren banget! Entah berapa banyak bahasa yang dia kuasai. Saya benar-benar salut sama kecerdasan linguistiknya.


Tebak-tebakan Negara di Peta

Di salah satu kontennya, Yuji coba menebak asal negara lawan bicaranya. Tapi alih-alih jawab langsung, mereka malah main tebak-tebakan posisi negara di peta. Saya ngakak lihat ekspresi Yuji yang awalnya frustrasi, tapi akhirnya bisa nebak juga.

Respon lawan bicaranya juga macam-macam. Ada yang antusias, ada yang lempeng, bahkan yang awalnya datar jadi kelihatan terkesan. Di video itu, cewek target Yuji malah jadi gemesin karena sadar kamera dan gaya pecicilannya.

Yang bikin saya kagum adalah bagaimana Yuji bisa ganti bahasa dengan lancar. Pronunciation-nya juga bagus banget. Penasaran sih, berapa lama dia belajar semua itu?

Ketemu Sesama Poliglot

Di video lain, ternyata ada juga target yang bisa beberapa bahasa. Reaksi Yuji? Kelihatan seneng dan makin semangat! Di satu momen, Yuji ketemu orang Ghana yang tinggal di Italia. Begitu tahu Yuji dari Jepang, langsung deh mereka ngobrol pakai bahasa Jepang.

Terus si cowok Ghana ini bilang kalau dia juga bisa bahasa China. Hobinya belajar bahasa! Yuji sampe bilang, “This guy is crazy,” karena takjub banget. Tapi ya, Yuji juga nggak kalah “crazy” sih dalam artian positif.

Dinotice Target

Excuse me, Sir. I think I can speak your language,” kata Yuji ke segerombolan bapak-bapak yang berpapasan.

Salah satu dari mereka jawab: “I don’t think so.”

Duh, siapa yang nggak merasa tertantang? Yuji pun minta mereka ngomong dalam bahsa mereka. Agak lama  bagi Yuji buat mikir tapi akhirnya bisa menebak juga.  Ternyata, mereka udah tahu Yuji dari TikTok dan memang sengaja ngerjain Yuji.

Bahasa yang Dikuasai Yuji

Dari sekian banyak targetnya Yuji saya mencatat  kalau cowok ramah ini bisa bahasa Rusia, Swahili, Arab, Albania, Chechnya, Jepang, Perancis, Jerman, Farsi (Iran), Italia dan mungkin  banyak lagi bahasa lainnya. 

Uniknya lagi, saat ngobrol dengan orang Italia asal Sicilia yang juga seorang security (atau lebih cocok disebut bodyguard kalau saya bilang mah), dibahas juga bahwa bahasa Sicilia punya pengaruh dari bahasa Latin, Spanyol, dan Arab. Saya pun jadi penasaran, kenapa bisa ada pengaruh Arab di Sicilia? Ternyata, orang Arab pernah berkuasa di sana selama kurang lebih 250 tahun sejak abad ke-9. Nambah wawasan, deh.

Yuji & Indonesia

Yuji juga bisa bahasa Indonesia, lho! Di salah satu videonya, dia ngobrol dengan Mbak asal Indonesia. Waktu ditanya, “Seperti apa Indonesia menurut kamu?”  Mbaknya jawab, “Indonesia luar biasa!”

Terus Yuji langsung bilang, “Mantap!”

Eh dia tau mantap kata mbaknya. Saya jadi ikutan senyum dan amaze. Jadi senyum-senyum sendiri lihat interaksinya. Yuji bukan cuma tahu bahasa, tapi juga ngerti konteks pembicaraan. Itulah yang bikin dia beda.

Nggak heran juga ketika ketemu seorang warga negara Singapura yang masih cilik, Yuji bisa ngajak ngobrol anak ini dengan ramah dan hangat.

Orang yang fasih banyak bahasa seperti Yuji ini disebut dengan istilah Poliglot. Mereka yang dikaruniai kecerdasan linguistik punya kelebihan seperti daya ingat yang kuat (kognitif), fleksibel dan mudah beradaptasi, punya rasa ingin tahu yang tinggi serta empati yang tinggi. 

Selain itu mereka juga dikenal punya kedisiplinan dan konsistensi. Nggak heran kalau ciri-ciri seperti ini tercermin dalam interaksinya Yuji dengan siapa saja.

Nah kalau temen-temen punya rencana jalan-jalan ke Eropa, saya doain semoga ketemu cowok baik hati ramah dan tidak sombong ini. Jangan lupa follow ig atau tiktoknya Yuji San ini, ya.


Share: